BERITA PAGI, PAGI-PAGI DALAM PIKIRAN



Kekuasaan bisa didapat dengan cara memaksa orang untuk memilih kita, bisa dengan membeli dukungannya pake uang atau dengan janji-janji. Bisa juga dengan menggunakan sistem (aturan pemilu) yang membuat kompetiter kita jatuh sebelum berlaga, hahahahaha. Ini curang dan membohongi publik, biasanya orang yang melakukan ini orang ambisius, tapi gak pede kalau dia itu orang pandai yang pantas memimpin, atau bisa juga pemimpin pendosa, tapi masih betah berbuat dosa, dengan care pake kuase, hehehehe.


Tuhan itu Maha Baik, Dia akan membiarkan sebagian kekuasaan Nya atas manusia digunakan oleh manusia, bahkan oleh syaithon. Baik oleh para manusia bijaksana maupun oleh manusia durjana. Karena Tuhan akan mengakhiri waktu kekuasaan bagi keduanya, pada saat yang tepat, yang dipilih-Nya, dan di luar dugaan, sehingga manusia kaget dan sock!

Manusia bijaksana maupun durjana, tidak punya hak untuk menilai dirinya sendiri, sebagai pemimpin bijak atau pemimpin durjana. Karena tindakan memimpin adalah mengenai kondisi dan situasi masyarakat yang dipimpinnya. Masyarakatlah yang merasakan dan mengalami akibat dari semua tindakan kepemimpinannya, senang, susah, sejahtera atau melarat jelita (melarat tapi masih bisa tertawa-tawa) hahahaha.



Tuhan pada akhirnya akan menggunakan tangan dan fikiran manusia, untuk memberikan vonis bagi para pemimpinnya. Pemimpin bijak akan tinggal dalam hati dan cerita panjang masyarakat, sebagai kecintaan dan pujaan, dengan penuh kekaguman dan penghormatan, sepanjang zaman. Pemimpin durjana akan tinggal dalam hati dan ucapan masyarakat sebagai cerita kebencian, dendam dan kemarahan, dinistakan dan dihinakan, berakhir tanpa kehormatan.

Menjadi pemimpin, seharusnya karena diinginkan dan dipilih oleh masyarakat, tanpa paksaan, tanpa penipuan, tanpa rekayasa, apalagi transaksi. Karena seseorang yang bertindak, berucap dan berprilaku baik dan benar, maka dia pantas jadi pilihan masyarakat. Sayangnya itu hanya terjadi pada zaman para Nabi dan Rosulullah, dan tidak lagi diteladani oleh pengikutnya, pada zaman sekarang. Zaman para nabi palsu "Superman, Batman dan Spiderman" hehehehe.


Semua manusia pemimpin bagi dirinya sendiri dan bagi keluarganya, di sanalah tempat belajar sebaik-baiknya, untuk menjadi pemimpin sukses dan mulia. Belajar memberi contoh dan teladan bagi masyarakat terkecil, dari sebuah negara. Karena keluarga merupakan cikal bakal kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi dan negara RI, hihihihi

Wallahu'alam Bissowab

Semoga menjadi pengingat bagi ku, dan bagi siapa saja yang ingin banget menjadi pemimpin masyarakat, hehehehehe #SubuhTafakur

Tangerang, 12 Oktober 2013

Tidak ada komentar: