PEREMPUAN

Seharusnya bukan mahluk lemah, kalau bersikap lembut bisa juga. Bukan hanya soal jenis kelamin, tetapi jauh lebih penting daripada itu, bagi kehidupan dan kelangsungan hidup umat manusia.

Perempuan secara kodrat, mereka diberi peran dan fungsi berat, tetapi mulia dalam kontribusinya kepada semesta alam, untuk meneruskan kehidupan umat manusia. Kodrat mereka mengalami menstruasi, mengandung janin sampai 9 bulan lamanya, melahirkan janin, sebagai manusia-manusia baru. Menyusui dengan penuh kasih sayang, dalam perawatannya, hingga anak-anak berusia 2 tahun. Merawat, membesarkan dan mendidiknya, hingga anak-anak menjadi dewasa, dan mandiri.

Perempuan secara fisik punya perbedaan bentuk dan fungsi dengan laki-laki. Namun secara mental dan kecerdasan, Allah memberikan yang sama. Ada perempuan yang sangat kuat mentalnya, sangat cerdas otaknya, bahkan melebihi laki-laki. Demikian pun pada umumnya laki-laki.

Mengenai kecerdasan dan kekuatan mental, bahkan fisik, saat ini ada pengetahuan baru yang dapat mengetestnya. Jika anda pernah mendengar tentang Test Mesin Kecerdasan STIFIn, pasti sudah tahu juga, bahwa melalui test scan 10 sidik jari, kita akan dapat memetakan tentang keadaan fisik, mental dan kecerdasan otak setiap orang. Test ini akurasinya mencapai 95%, aplikatif, bisa digunakan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan dalam masyarakat, dan simple, karena dari 6 milyard manusia oleh STIFIn dikelompokan menjadi 5 Mesin Kecerdasan dengan 9 personality (kepribadian), trus caranya gak pake ribet, tinggal merelakan sepuluh jarinya untuk dijilati tukang test hehehe "kata ketua RSB" Mau coba? ayo test sama saya, murah koq cuman 300 ribu, untuk sekali se-umur hidup hehehehe, promosi.com.

Menurut STIFIn, ada 5 macam mesin kecerdasan yang terdapat pada manusia, dengan 9 personality, tanpa dibedakan jenis kelaminnya. Setiap orang memiliki satu yang dominan dan istimewa, itulah yang menjadi kekayaan dan anugrah, yang diberikan Allah berbarengan dengan ditiupkan roh pada saat manusia masih berupa janin. Ada mesin kecerdasan Sensing (S), Thinking (T), Insting (In), Intuiting (I) dan Feeling (F). Selain mengenali mesin kecerdasannya, test ini juga bisa memetakan personality (kepribadian) setiap orang, yang selanjutnya dengan intropert (i kecil) dan ektropert (e kecil). Maka hasil test selanjutnya akan dibubuhi i atau e kecil, sebagai pembeda kepribadian, Sensing intropert (Si), Sensing ekstropert (Se), Thinking intropert (Ti), Thinking ekstropert (Te), Insting tetap, Intuiting intropert (Ii), Intuiting ekstropert (Ie), Feeling intropert (Fi) dan Feeling ekstropert (Fe). Saya tidak akan bahas secara mendalam soal ini, kita balik aja ke topiknya (kalau penasaran ya ditest saja, ntar saya jelaskan dengan se-jelas-jelasnya ya hahaha)

Perempuan dengan mesin kecerdasan Thinking, akan sama logis dan eksaknya dengan laki-laki pemilik kecerdasan yang sama. Keduanya punya peluang yang sama untuk punya profesi yang sama, mungkin arsitektur atau ilmuwan (peneliti). Temuan test Mesin Kecerdasan ini sekaligus menepis pemahaman bias jender, dalam masyarakat. Mitos bahwa laki-laki lebih logis dan selalu menggunakan pikiran, dengan sendirinya terbantahkan. Mitos tentang perempuan cengeng, karena lebih menggunakan perasaan juga terbantahkan, karena laki-laki dengan mesin kecerdasan Feeling, ternyata tidak lebih rasional dan logis, daripada perempuan dengan mesin kecerdasan Thinking.

Perempuan seharusnya bukan hanya soal jenis kelamin, dan sejumlah mitos yang sudah menyesatkan dan memenjarakannya. Akan tetapi perempuan harus lebih dari sekedar ada, bisa berbuat lebih banyak, lebih baik, lebih dahsyat, lebih hebat dan lebih bermanfaat untuk kehidupan umat manusia. Allah telah menunjukan kebesaran dan kemurahan Nya, melalui seorang penemu konsep test "Mesin Kecerdasan STIFIn" dan kebesaran-Nya ditunjukan, dengan memberi satu jenis "Mesin Kecerdasan" kepada setiap umat manusia, tanpa membedakan jenis kelaminnya.

Dihadapan Allah semua manusia sama, kecuali orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Menjalani kehidupan dengan menggunakan "Mesin Kecerdasan" dengan penuh sabar dan bersyukur, bisa saja jadi bentuk taqwa yang nyata. Maka gunakanlah pemberian-Nya itu, dengan sebaik-baiknya.

Perempuan, mari syukuri pemberian Allah yang berupa "Mesin Kecerdasan" apapun itu, dengan se-optimal mungkin, untuk meraih cita-cita dan impian kita. Nasib sebuah kaum tidak akan ber-ubah, sehingga kaum itu sendiri yang mengubahnya. Jika saat ini kaum perempuan masih tertinggal, masih belum mendapatkan hak hidup yang semestinya, mari kita perjuangkan, melalui perubahan berfikir tentang diri kita sendiri. Gunakan "Mesin Kecerdasan" untuk mengubah kehidupan kita, bersama.

Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya.

Wallahu'alam Bissowab

Jakarta, 26 September 2013



CERITA FOTO

Ini Warid waktu kecil, dia suka sekali sama kucing. Dia punya kakak perempuan, namanya Aini, Warid memanggil kakaknya dengan sebutan teteh. Jarak usia antara Warid dengan kakaknya terpaut 4 tahun. 

Mereka berdua punya kepribadian yang beda banget, si teteh sangat perasa, tapi pintar bergaul, temannya banyak banget. Dia bercita-cita ingin jadi motivator perempuan, yang kreeen. Aini punya mesin kecerdasan Feeling extropert (Fe), makanya jangan kaget kalau dia suka lebay gitu deh hehehe. Sedangkan Warid pembawaannya cool, agak serius, tapi dia juga gaul, meskipun temennya tidak sebanyak teteh. Warid suka StandUp Commedy, dia pemilik mesin kecerdasan Tinking extropert (Te), tapi cita-citanya ingin jadi penulis. Tulisannya bisa dilihat di: waridzulilmi.wordpress.com.

Warid sedang bermain dengan kucing kesayangannya, didepan rumah tempat mereka tinggal. Di komplek perumahan Bougenville Indah 2, Cigadung, di Pandeglang.

Warid lagi kecil manis yaaa, hehehehe. Sekarang Warid sudah SMA kelas 1, masih kah dia suka bermain dengan kucing?

Yuuk kita tanya kepada nya, di @waridzulilmi

Selamat pagi semuaaaa

SI "HASUD" MENERIMA HADIAH

Ba'da subuh, tiba-tiba saja ingat dongeng Abah ku. Dongeng dari masa kanak-kanak, yang selalu dilakukannya setiap aku dan adik-adik ku menjelang tidur, pada malam hari. Abah mendongeng sambil mencari kutu di kepala ku, dengan lampu teplok di sampingnya. 

Suatu malam Abah mendongeng tentang cerita si "Hasud" kepada kami. Dan dongeng ini meninggalkan pelajaran yang lekat dalam pikiran ku, bahkan sampai hari ini aku masih mengingatnya.

Di sebuah kerajaan, seorang raja memiliki dua orang pelayan laki-laki. Kedua orang pelayanan ini memiliki karakter yang jauh berbeda. Seorang pelayan yang bernama Rakhman, orangnya jujur, rajin, bertanggungjawab, disiplin, dan selalu mengasihi sesama. Oleh karena sifatnya itu Rakhman menjadi pelayan kepercayaan sang Raja. Seorang lagi pelayan bernama Jundi, dia punya sifat kebalikannya. Dia sering malas-malasan, sering kali berbohong kepada raja, terutama kalau dia sedang malas bekerja. Kalau diminta melakukan sesuatu pekerjaan selalu tidak selesai, dan kalau sudah begini pasti Rakhman membantunya untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena Rakhman sangat mengasihani Jundi, terutama kalau raja sedang memarahinya.

Dua orang sahabat ini sudah bekerja puluhan tahun menjadi pelayan raja. Walaupun Jundi pemalas dan sering berbohong, raja tidak banyak mengetahuinya. Karena selama ini Rakhman dengan suka rela menutupi semua kemalasan dan kebohongannya dihadapan raja. Namun demikian, perlakuan raja terhadap keduanya sangat berbeda. Rakhman yang baik hati dan rajin bekerja, lebih disayangi dan dapat perhatian lebih dari raja. Berbeda dengan Jundi, karena dia sering malas dan kurang bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang diberikan raja. Raja memperlakukannya biasa saja, tidak istimewa seperti Rakhman.

Jundi merasakan hal itu, dia merasa raja pilih kasih. Kepada Rakhman raja sering memberi hadiah, memberikan pakaian yang bagus, dan memberi makanan yang enak-enak. Menyikapi perlakuan raja yang berbeda ini, Jundi berpikir "Raja tidak adil dan diskriminasi nih kepada ku. Beliau membedakan perlakuannya kepadaku dan Rakhman. Padahal kami bekerja di tempat yang sama, pada bagian yang sama, sama-sama capek. Kenapa Rakhman nampak begitu di sayang, sering dikasih hadiah, dan diperlakukan istimewa? sedangkan aku sering dimarahi, dibelikan baju setahun sekali, begitu juga dikasih hadiah, kalau menjelang hari raya saja. Bener-bener tidak adil ini!" Jundi menggrutu, dan merasa sakit hatinya.

Suatu saat Jundi berniat mencelakai Rakhman, meskipun dia tahu selama ini sering ditolong Rahkman, semua kesalahan dan kebohongannya ditutupi dihadapan raja. Tetapi rasa cemburu dan iri, sudah membuat dia gelap mata dan hati. Dia berpikir, "harus ada cara untuk membuat Rakhman dimarahi dan tidak dipercaya lagi, bahkan kalau perlu biar Rakhman dihukum pancung saja. Baru aku akan merasa puas, dan pasti raja akan meyangi aku, bukan Rakhman" demikian Jundi, sudah bulat tekadnya untuk menyingkirkan Rakhman.

Suatu hari Jundi menghadap raja, "wahai baginda yang mulia, perkenankan aku menyampaikan perihal penting kepada baginda raja". Apa yang ingin kau sampaikan kepadaku Jundi? raja bertanya. "Tentang kejahatan Rakhman kepada baginda raja. Rakhman mengatakan kepada hamba, bahwa mulut baginda berbau busuk. Sehingga kalau dia berdekatan dengan baginda, terpaksa harus menutup hidungnya rapat-rapat" 

Apa?!! raja kaget, setengah melompat dari tempat duduknya, tidak mungkin itu Jundi! kau pasti berbohong seperti biasanya kepadaku. "ampun baginda, kali ini aku sungguh-sungguh. Aku kasihan kepada baginda, selama ini baginda sangat baik dan perhatian kepada Rakhman, tetapi dia sudah membalasnya dengan kurang ajar kepada baginda. Jundi dengan menangis, berusaha meyakinkan raja. Raja berpikir sesaat, "jangan-jangan benar nih yang dikatakan si Jundi, bathin raja". Baiklah Jundi, aku percaya padamu, sekarang kamu panggil Rakhman untuk menghadapku. "Sekarang baginda? tanya Jundi setengah tidak percaya" ya sekarang, kapan lagi? raja berkata keras, membentak Jundi, karena marah. "Baiklah baginda, saya panggil Rakhman sekarang" sambil pamit dengan cepat dia keluar dari ruang tamu raja.

Sepanjang jalan menuju rumah Rakhman, Jundi kelihatan sangat gembira, dia berjalan santai, sambil bersiul-siul. Sepanjang jalan dia membayangkan, gerangan hukuman apa yang akan diberikan kepada Rakhman? apakah dia akan dihukum pancung? yah! Rakhman pasti akan dihukum pancung, kepalanya dipotong dan digantung di lapangan, agar semua rakyat melihatnya. Bahwa Rakhman tidak sebaik yang mereka duga, hahahaha, Jundi tertawa terbahak. Setelah itu aku akan menjadi orang kepercayaan raja satu-satunya, aku akan selalu dapat hadiah dan uang yang banyak, aku akan hidup senang dan berpoya-poya hahahaha. Jundi tak henti-hentinya tertawa gembira.

Setiba di rumah Rakhman, dia mengetuk-ngetuk pintu, memanggil-manggil dengan tidak sabar, Rakhman! Rakhman! Rakhman!! cepat keluar! kamu dipanggil baginda raja, sekarang juga harus menghadap! Rakhman yang tengah makan siang dengan keluarganya, tergopoh-gopoh membukakan pintu. 

"Hai Jundi ada apa dengan kamu? ayo masuk, kamu ikut makan siang sekalian dengan kami" tidak Rakhman, kamu harus menghadap baginda sekarang juga, cepat. Sebentar Jundi, saya harus membersihkan mulut saya dulu, gosok gigi dulu sebentar ya, jawab Rakhman. "Tidak usah Rakhkman, nanti baginda marah, ini penting!" tapi saya tadi makan bawang mentah Jundi, saya tidak mau, nanti baginda mencium bau mulut saya. "Sudahlah, cepat pergi! kamu kan bisa menutupi mulut kamu, ketika bicara dengan baginda, ini penting Rakhman" tanpa berpikir panjang, Rakhman berangkat untuk menghadap raja, mendengarkan titahnya.

Sesampai dihadapan raja, Rakhman berkata, maaf baginda raja, ada titah penting apakah gerangan, hamba dipanggil menghadap? Rakhman bertanya, sambil terus menutup mulutnya, sekaligus hidungnya ikut tertutup juga bukan? Melihat tingkah Rakhman seperti itu baginda raja bertanya "Rakhman, kenapa kamu menutupi mulut dan hidungnya seperti itu"? Maaf baginda, mulutnya bau, jawab Rakhman. "Oh begitu ya?! raja membentak, marah tentunya. Maaf baginda raja, Rakhman meminta maaf dengan takut dan sedih, menerima kemarahan rajanya. "Baik kalau begitu, saya perintahkan kamu untuk mengantar sepucuk surat kepada sahabat saya, sekarang juga!" Baik baginda, titah baginda hamba laksanakan sekarang, jawab Rakhman dengan suara agak gemetar, karena takut.

Rakhman buru-buru pamit, meninggalkan raja dengan diliputi rasa bersalah dan takut. Sebelum mendatangi rumah sahabat raja, Rakhman menyempatkan pulang terlebih dahulu, dia berpikir "saya harus membersihkan mulut saya terlebih dahulu, menggosok gigi agar tidak bau. Saya tidak mau, kalau nanti harus menutupi mulut dan hidung saya lagi, dihadapan sahabat baginda raja". 

Setiba di rumahnya, ternyata Jundi masih ada, dia menyapa Rakhman dengan rasa ingin tahu yang besar. "Dapat perintah penting apa dari baginda raja Rakhman? tanya Jundi "saya diminta untuk mengantar sepucuk surat kepada sahabat baginda raja. "Oh ya?! Jundi heran mendengar jawaban Rakhman, koq raja tidak menghukum Rakhman, apa yang terjadi sebenarnya? koq Rakhman masih dipercaya juga, dan tidak dihukum sama sekali.

"Kalau begitu, biar aku saja yang menyampaikan surat baginda raja kepada sahabatnya! tiba-tiba Jundi menawarkan diri. Kamu kan harus menyelesaikan makan siang mu, lagian mulut kamu masih bau bawang seperti itu, nanti dianggap tidak sopan" Jangan Jundi, nanti baginda marah, biar saya membersihkan mulut dulu, baru saya antar suratnya, jawab Rakhman. "Sudah lah baginda tidak akan tahu kalau aku yang mengantar suratnya, kamu istirahat saja di rumah. Lagian kamu juga sering membantu pekerjaan ku, selama ini bukan? Jundi berkilah se-manis mungkin". Baiklah kalau begitu Jundi, kamu antarkan surat itu kepada sahabat baginda ya, jangan telat, sekarang juga kamu harus pergi. Nanti sepulang dari rumah sahabat baginda, kamu mampir lagi ke rumahku, kita bisa berbagi cerita. Demikian dengan senang hati dan ramah Rakhman mengantar Jundi.

Sepanjang jalan, Jundi tak henti-hentinya bertanya dalam hati, kenapa Rakhman tidak dihukum raja, bahkan dia masih dipercaya untuk mengantar surat kepada sahabat baginda. Tibalah Jundi di rumah sahabat baginda raja, dengan sopan dan soq manis, diserahkannya sepucuk surat dari raja, "tuan saya pelayan kepercayaan baginda raja, mengantar surat dari banginda untuk tuan" seseorang yang berbadan tegap dan berwajah kaku, merampas surat dari tangan Jundi dengan kasar, merobek sampulnya, membacanya sebentar, kemudian menatap wajah Jundi dengan dingin dan kaku. Tiba-tiba saja Jundi merasa seluruh persendiannya lemes, saking takutnya.

"Pelayan ikat dia! yang disebut sahabat raja itu berteriak, sambil menunjuk ke arah Jundi, bawa ke tempat pemancungan! baginda memerintahkan kita untuk memberikan hukum pancung kepada si penghina raja, ini dia orangnya! dengan bengis menunjuk kepada Jundi". "Ampun tuan, bukan saya! bukan saya tuan! sambil menangis dan menyembah, bukan saya tuan, tapi Rakhman", saya hanya membawakan suratnya. Jundi meminta ampun sambil menangis. 

Surat yang diantarkan Jundi, berisi perintah raja kepada seorang algojo "Laksanakan Hukum Pancung kepada Pembawa Surat ini, Karena dia Telah Menghina Raja, dengan Mengatakan Raja Bermulut Bau Busuk". Apa hendak dikata titah raja harus dilaksanakan. Pada hari itu riwayat Jundi tamat, dengan kepala terpisah dari badannya. Dia dihukum pancung, bukan lantaran mengatakan baginda bermulut bau, sambil menutup hidung dihadapan raja, melainkan karena dia "Hasud" kepada sahabatnya Rakhman. Sahabat yang selama ini membantunya, menolongnya, bahkan tidak jarang menyelamatkannya dari kemarahan raja. 

Sebelum mengakhiri tulisan ini, tiba-tiba saja Abah telephon aku, Abah mengabari, bahwa dia sedang kontrol dokter untuk bekas penyakit hervest nya yang masih sering sakit. Abah kini sudah ber-usia hampir 90 tahun, tetapi cerita dia tentang si "Hasud" masih melekat dalam ingatanku, menjadi sebuah pelajaran, pengingat, untuk mendampingi, pikiran, hati dan perilaku ku, dalam menjalani kehidupan ini.

Terima kasih Abah, atas cerita si "Hasud" nya, dia penyakit hati yang selalu aku lawan untuk tidak hinggap di hatiku.

Wallahu'alam Bissowab, semoga bermanfaat.

Tangerang, 18 September 2013


Questi-ON

Semenjak kecil aku selalu merasa rendah diri, karena aku selalu merasa jelek, serba salah dan tidak modis. Aku sering bertanya dalam hati. Mengapa aku terlahir sebagai anak perempuan yang tidak cantik ? Mengapa aku tidak modis seperti perempuan pada umumnya, senang dandan dan memakai perhiasan? Mengapa aku juga jadi anak perempuan yang tidak pandai? pertanyaan mengapa ini telah membuat aku semakin rendah diri dan terpuruk. Bahkan sering membuat aku menyalahkan semua hal dan semua orang yang berhubungan dengan aku, termasuk menyalahkan orang tua ku sendiri. Aku sering merasa ada di dunia ku yang terasing dan kesepian, tidak berani bergaul seperti layaknya anak-anak sebayaku.
Sampai suatu ketika, aku berusaha untuk mengubah keadaan. Karena tidak mungkin selamanya aku memenjarakan diri dalam pikiran-pikiran negatif tentang diriku sendiri. Mula-mula aku mengubah pertanyaan dalam pikiranku, yang semula "Mengapa" menjadi "Bagaimana". Ketika aku melihat kawanku berani maju ke depan kelas, bernyanyi dihadapan guru dan kawan-kawan yang lain, dalam kekagumanku aku bertanya "bagaimana yah caranya, agar aku bisa bernyanyi tanpa malu didepan kelas, seperti kawan-kawanku yang lain"? Begitu juga kalau aku melihat kawanku berdandan cantik, aku bertanya dalam hati "bagaimana caranya ya agar aku bisa secantik mereka"?
Ajaib! kata tanya "Bagaiman" membawa aku pada semangat pencarian dan pembelajaran yang luar biasa. Membuat aku semangat untuk belajar banyak hal, bernyanyi, berdandan, dan yang lainnya lagi. Yang penting dari semua ini, bahwa lambat laun rasa minder, rendah diri dan kesepianku perlahan-lahan sirna. Aku semakin gigih belajar dan mencoba melakukan banyak hal, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Hingga suatu saat aku terpilih menjadi salah seorang pemimpin serikat di pabrik textile tempat aku bekerja.
Menjadi pemimpin serikat pekerja, adalah jabatan yang penuh tantangan, bahkan tidak jarang bahaya mengancam keselamatan diri. Rentan intimidasi, rentan diskriminasi, bahkan rentan terhadap tindakan PHK. Tetapi pengaruh kata tanya "Bagaimana" agar aku dapat menjalankan tugas kepemimpinan ini dengan benar dan baik,  menuntun aku pada pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan positif dan produktif. Alhamdulillah sampai hari ini aku masih menjadi pimpinan pada salah satu serikat pekerja yang cukup besar di Indonesia. Serikat Pekerja Nasional (SPN), dalam organisasi ini aku bekerja dengan jabatan Ketua Bidang Program dan Pemberdayaan Pekerja Perempuan.
Bekerja di serikat telah membawa aku pergi jauh, mengunjungi berbagai negara. Seperti Amerika, Inggris, Turky, Srilanka, Thailand, Vietnam, Filipina, Hongkong, Kamboja, Nepal dan Singapur. Hampir di seluruh negara pekerjaanku menjadi pembicara, sharing pengalaman tentang pekerjaanku sebagai pemimpin serikat. Dan semua itu dapat aku jalani dengan baik, dan memberikan respon yang positif dari semua orang yang aku temui.
"Bagaimana" menurut aku merupakan kata tanya yang mengandung magnet, menakjubkan dan mengandung spirit untuk maju. Terinspirasi oleh "ON" nya pak Jamil Azzaini, maka kata tanya "Bagaimana" aku sebut dengan "Questi-ON". Pertanyaan yang diawali dengan kata "Bagaimana" akan mendatangkan jawaban yang membuat kita hidup, bertumbuh dan berkembang. Aku saksi hidup yang telah mengubah pertanyaan dalam diri, dari "Mengapa" menjadi "Bagaimana", jawabannya luar biasa, aku bisa menyebrangi berbagai benua dengan dunia serikat. Di atas tulisan ini, adalah salah satu foto ku, ketika mengunjungi sebuah pabrik textile di Glasgow Inggris Utara, pada bulan Juni 2010. Aku bisa sampai di sana, karena pernah bertanya dalam hati, bagaiman caranya agar suatu saat aku bisa pergi ke Inggris? hehehehehe
Semoga pengalaman ini bisa menginspirasi kawan-kawan, untuk segera mengganti kata tanya dalam dirinya, dari kata tanya "Mengapa" dengan kata tanya "Bagaimana", agar kita bisa #SuksesMulia bersama-sama.

Selamat berjuang! tetap semangat!!!
Wallahu'alam Bissowab.
Jakarta, 15 September 2013

MEMBUKA BABAK BARU

Pada tanggal 13 September 2013, dilakukan pemilihan Ketua Komite Perempuan IndustriAll untuk Indonesia Council, bertempat di sekretariat Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Proses pemilihan dibuat se-demokrasi mungkin, kami sepakat dari awal organ ini harus menghormati prinsip-prinsip demokrasi. Acara ini dipandu oleh Ketua Indonesia Council (bapak Saeful DP) juga oleh anggota Exco (ibu Wati Anwar dan Nikasih Ginting)

Jumlah peserta yang hadir seharusnya ada 11 orang perwakilan Federasi Afiliasi IndustriAll di Indonesia. Karena Farkes, Kikes dan ICI berhalangan, maka hanya ada 8 orang perempuan perwakilan Federasi yang hadir untuk ikut dalam proses pemilihan ketua Komite. Bentuk struktur komite, terlebih dahulu disepakati, hanya terdiri dari Ketua dan Sekretaris saja. Karena komite ini merupakan bagian dari Exco Indonesia Council, yang khusus menggarap isu-isu yang berkaitan dengan buruh perempuan.

Proses pemilihan dimulai dengan putaran pertama memilih bakal calon ketua. Semua peserta menulis satu nama pilihannya, secara tertutup dalam secarik kertas. Setelah kertas dikumpulkan, dihitung untuk memilih 3 pemilik suara terbanyak untuk maju ke pemilihan Ketua Komite. Dari putaran pertama terpilih Lilis (SPN) 2 suara, Seri Mangunah (FSPMI) 2 suara, Ning (Garteks KSBSI) 2 suara dan Yayu (Lomenik KSBSI) 2 suara. Putaran kedua semua peserta memilih satu nama lagi, masih dengan cara yang sama, ternyata hasilnya sama draw untuk ke 4 kandidat.

Sebentar ya saya mau kasih pandangan dulu, seorang yang hadir dari sebuah Federasi afilasi angkat bicara. "Saya harap pemilihan ini jangan dibuat main-main, karena ini soal keterwakilan buruh perempuan di internasional. Jangan sampai orang yang organisasinya tidak aktif dalam perjuangan kesejahteraan di Indonesia terpilih. Kan ada organisasi yang besar, tapi tidak bayar iuran afiliasi, sementara organisasi lain berjuang mati-matian, organisasi ini malah tidak muncul, bahkan membuat countra produtif terhadap perjuangan". Saya masih diam saja, tapi lama-lama koq semakin tendensius, dan menyinggung naluri institusi saya. "Orang yang dipilih itu harus orang yang punya pengaruh untuk meloby federasi-federasi afiliasi. Apalagi tanggal 7 Oktober 2013 kita akan aksi pengerahan massa. Ntar federasi yang lain datang berbondong-bondong, ketua komite nya malah datang sendiri, kan memalukan kalau begitu" kira-kira begitu pandangannya. 

Jleb!! "stop pak, bapak jangan tendensius begitu. Berjuang itu bukan hanya dengan pengerahan massa, pengerahan massa belum tentu juga menghasilkan kebijakan yang benar" saya merespon dan agak berang, bahkan nepuk meja pelan-pelan hehehehe. Untung saja pemimpin rapatnya senior dan penyabar, beliau bisa melerai dengan baik, dan mengembalikan pada agenda pemilihan Ketua Komite.

Untuk melanjutkan pemilihan dengan lebih adil dan fair (terbuka), peserta mengusulkan agar para kandidat menyampaikan Visi dan Misi nya masing-masing. Selama 5 menit para kandidat diminta untuk menuliskan Visi dan Misi nya, selanjutnya dikumpulkan oleh pimpinan rapat. Sementara setiap kandidat diberikan waktu kira-kira 2 menit, untuk menyampaikan Visi dan Misi nya secara lisan, tanpa melihat catatannya. Saya diberi kesempatan pertama. 

"Baiklah saudara-saudara sekalian, sebelumnya saya minta waktu untuk meluruskan pikiran dan pendapat saya dulu tentang Komite Perempuan ini. Dalam pemahaman saya Komite ini merupakan organ untuk dijadikan media berlatih bagi para pemimpin perempuan federasi afiliasi. Bagi saya kita semua punya hak dan kewajiban yang sama, tidak ada yang lebih hebat dan tidak ada yang kurang hebat. Yang sudah hebat harus mendorong yang belum hebat untuk terlibat, jangan malah ditinggalkan dan dikucilkan. Saya sendiri akan belajar dari forum ini, diantaranya belajar tentang bagaimana caranya mengerahkan massa, untuk aksi tanggal 7 Oktober 2013 nanti" untuk itu izinkan saya menyampaikan Visi saya. 

Visi Saya, "Kalau saya terpilih menjadi Ketua Komite Perempuan IndustriAll, berapa tahun pun masa jabatannya, saya akan buat penyelesaian persoalan-persoalan buruh perempuan terlembagakan. Tidak seperti yang dilakukan selama ini, pelanggaran hukum atas hak-hak dasar buruh perempuan diselesaikan secara jenis kelamin, bukan secara kelembagaan. Kalau ada buruh perempuan hamil di PHK, itu bukan urusan advokasi organisasi, tapi advokasi pengurus perempuan. Dan itu membuat buruh perempuan jarang terbela kepentingannya. Misi saya, "membuat semua potensi perempuan yang ada dalam struktur federasi afiliasi digunakan. Ditingkatkan kemampuannya, difokuskan keahliannya, agar mereka bisa mandiri dalam berfikir, bertindak dan berkontribusi secara bertanggungjawab kepada organisasinya". Demikian Visi dan Misi saya, mengakhiri pidato dengan salam hehehehe.  

Setelah semua kandidat menyampaikan Visi dan Misi nya, pemilihan ketua komite dilanjutkan, semua berharap ini putaran terakhir dan harus menghasilkan ketua terpilih. Selanjutnya dilakukan penghitungan suara lagi, hasilnya: Lilis (SPN) 3 suara, Seri Mangunah (FSPMI) 2 suara, Ning (Garteks KSBSI) 2 suara dan Yayu (Lomenik KSBSI) 1 suara. Karena struktur jabatan hanya untuk Ketua dan Sekretaris, maka Ketua terpilih diberi waktu untuk memilih antara Seri dan Ning sebagai sekretarisnya. Susah juga milihnya, karena ternyata harus sangat hati-hati dan strategis.

Saya minta waktu untuk sholat Ashar dan rapat dengan 4 orang kandidat ketua Komite, yang suaranya di bawah saya. Sebelum Ashar saya diskusi secara pribadi dengan kak Ning dari Garteks, akhirnya kita sepakat, bahwa yang penting bagi kami afiliasi ITGLWF terwakili, siapa pun orang nya. Ba'da Ashar aku sampaikan kepada 3 rekan kandidat ketua Komite, bahwa sekretaris yang saya pilih adalah Seri Mangunah dari FSPMI. Alhamdulillah semua bisa menerima dengan baik dan terbuka.

Pelajaran yang bisa dipetik dari proses ini bagi saya adalah, pertama jangan cepat memvonis orang dengan pikiran-pikiran negatif. Karena belum tentu orang yang kita anggap rendah itu lebih rendah dari kita. Kedua menjadi pemimpin itu harus punya Visi (cita-cita) yang jelas bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dan itu belum tentu identik dengan kebesaran atau kegarangan organisasinya, bukan? Yang ketiga biarkan orang memilih, siapa yang dianggap mampu dan membuat mereka yakin untuk menjadi pemimpinnya. 

Mari kita buka babak baru dalam perjuangan "Kaum Perempuan" lakukan secara bersama-sama, satukan kekuatan kita. Jangan ada lagi yang tertinggal atau sengaja ditinggalkan. Tinggalkan masa lalu yang kelam, tatap masa depan yang masih panjang. Banyak persoalan yang memerlukan tenaga dan pikiran kita untuk diselesaikan.

Selamat untuk seluruh pimpinan, pimpinan perempuan Federasi Afiliasi IndustriAll, atas terbentuknya "Women's Committee" untuk Indonesia. Semoga kehadirannya dapat memberikan kontribusi yang positif bagi gerakan perempuan buruh nasional maupun internasional, Amien.

Wallahua'lam Bissowab.

Tangerang, 15 September 2013


Terima kasih untuk support Ketua Umum DPP SPN dan Presiden Garteks KSBSI



REVIEW 4 TAHUN PERJALANAN PROTOKOL FOA DI INDONESIA

Untuk memotret jejak rekam perjalanan perjuangan 5 SP/SB di Indonesia, terdiri dari SPN, KASBI, GSBI, Garteks KSBSI dan SPTSK SPSI Ref. Dimana sejak November 2009, SP/SB ini telah menyusun draft Protokol Kebebasan Berserikat (FoA), selanjutnya menegosiasikan dan menandatanganinya pada tanggal 7 Juni 2011, bersama-sama dengan Pengusaha dan Brands (Merek). Yang diwakili oleh PT. Pou Chen Group, PT. Panarub Industry, PT. Adis Deminsion Group, PT. Tuntex Group. Sementara Brands diwakili oleh Nike, Adidas, Puma, Asics, New Balance dan Pentland Group. Pada tanggal 11 - 12 September 2013 mengadakan Internasional Dialog di Hotel Harris Tebet Jakarta Selatan.

Internasional Dialog ini selain dihadiri oleh Komite Pengawas Tingkat Nasional dan Pabrik, hadir juga peninjau internasional dan lokal. Ada CCC dari Belanda, AFW dari Singapura,  WRC, NTUC, IndustriAll, Acils kantor Indonesia, Serikat Buruh dari Filipina dan Cambodia. Ada juga BWI dari kantor ILO Jakarta, Resistance And Alternatives to Globalization (RAG), Fakultas Hukum Universitas Trisakti dan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. Dan beberapa lembaga serta personal pemerhati yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Yang menarik dari acara Internasional Dialog ke dua ini, acara dileading oleh Tim Kerja Komite Nasional (SP/SB, Buyer, Supplier dan Oxfam) secara bersama - sama, dengan pembagian tugas yang merata. Duduk dalam satu meja bundar, bekerja dan berdiskusi bersama. Fasilitator benar-benar hanya mengatur jalannya diskusi, tanpa banyak kendala. 

Sesi Pertama: dalam tugas mempresentasikan materi diawali oleh Oxfam dalam topik Journey of Protokol FoA, dilanjutkan oleh Adelina Simanjuntak dari Adidas dengan topik Proses, Negosiasi dan Implementasi Protokol FoA. Selanjutnya Parto dari SP/SB (KASBI) menjelaskan konten (isi) Protokol FoA, disambung oleh Dini dari Supplier (Tuntex Group) menjelaskan tentang Mekanisme Pengawasan dalam Pelaksanaan Protokol FoA.

Sesi Kedua: dalam tugas diskusi kelompok, dimana kelompok dibagi dua. Kelompok A mendiskusikan tentang Proses, difasilitasi oleh Lilis dari SP/SB (SPN) sedangkan notulis Lita dari buyer (Nike). Sementara di kelompok B konten (isi) Protokol, difasilitasi oleh Farid dari buyer (Puma) notulis dilakukan oleh Wiwid dari supplier (Adis Group). Diskusi cukup aktif dan produktif, semua peserta memberikan masukan-masukan yang positif kepada tim kerja, dengan cukup tertib dan terkendali.

Sesi Ketiga: dalam tugas pleno, presentasi kelompok A disampaikan oleh Lilis, sedangkan kelompok B oleh Farid. Dalam sesi terakhir, mas Sugeng selaku fasilitator Internasional Dialog, berhasil membuat diskusi menjadi produktif, ada sekitar 46 item masukan untuk proses dan konten protokol FoA, yang harus ditindaklanjuti Tim Komite Nasional dalam kerja-kerja selanjutnya. Dalam hal ini Tim Edhoc, Ismet Inoni dari SP/SB (GSBI) dan Rudy dari buyer (New Balance) serta Ade Firdaus dari Supplier (Pou Chen Indonesia) akan menyelesaikan laporan dan merumuskan hal-hal yang menjadi prioritas kerja, jangka pendek maupun jangka panjang Tim Komite Nasional Protokol FoA.

Acara ditutup pada pukul 16.00 wib pada tanggal 12 September 2013, dengan sambutan penutupan dari direktur Oxfam, dilanjutkan dengan foto bersama. 

Terima kasih kepada seluruh partisipan, khususnya kepada kawan-kawan dari komite tingkat pabrik, yang sudah memberikan masukan konstruktif dan produktif untuk kerja-kerja kami kedepan. Selamat berjuang! bekerja untuk masa depan yang lebih baik!

Sampai jumpa tahun depan..........................


Tangerang, 15 September 2013


OTORITAS BANCI

Kekuasaan seharusnya digunakan untuk melindungi orang-orang yang kita kuasai hidupnya. Karena dengan penuh kesadarannya mereka sudah menguasakan nasibnya kepada kita, melalui proses demokrasi memilih.

Fakta hari ini, rakyat kita banyak yang gundulnya dipenuhi tanda tanya. Ada apa ini? mengapa begini? bagaimana ini? tiba-tiba saja kita gagap, dan tidak tahu bagaimana caranya memberikan jawaban. Tiba-tiba saja kita merasa tidak memiliki otoritas untuk memberikan jawaban. Takutkah kita?

Kita tidak pernah takut, ketika yang bertanya bukan rakyat. Kita akan sangat sangar dan gagah berani kalau yang bertanya teman sejawat kita, adik kelas atau kakak kelas kita. Kita akan berteriak dengan lantang, jangan intervensi! ini wilayah kami! kami orang-orang yang dipilih rakyat di wilayah kami! kami memiliki otoritas untuk mengatur rumah tangga kami sendiri! jangan mengobok-ngobok wewenang kami! hahahaha, galak koq sama sodara sendiri.

Kekuasaan dan otoritas itu, seharusnya bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang kita kuasai. Karena dengan suka rela mereka telah meng-amanatkan perubahan nasibnya pada kekuasaan kita. Jangan sibuk bersembunyi, dibalik langkanya intruksi kekuasaan lain. Bukankah kekuasaan sudah diberikan rakyat kepada kita, dan kita sudah menggenggamnya dengan erat, dengan agung, bahkan dengan angkuh.

Kekuasaan itu bisa benar dan bermanfaat, jika pemegang kekuasaan sudah mampu melampaui otoritas dirinya. Dalam hidup seorang penguasa, seharusnya tidak ada diri sendiri, tidak ada diri kita, yang ada hanya rakyat jelata. Kemulyaan seorang penguasa terletak pada kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya.

Sebuah otoritas, tidak bisa memberikan makna pada kekuasaan, jika penguasa tidak berani menggunakannya. Otoritas akan menjadi banci, kalau penguasa takut menjawab kepentingan rakyatnya, padahal dia memiliki kekuasaan untuk melakukannya. Namun dia tidak melakukannya, hanya karena tidak berani menerima resiko atas tindakan kekuasaannya.

Otoritas Kekuasaan, bukan hanya untuk digadang-gadang, tetapi kehilangan nyali, dan nampak seperti banci!

Salam Perjuangan untuk Kaum Marginal!

Jakarta, 05 September 2013

MENGAPA BURUNG BEO SELALU MENIRUKAN SUARA

"MAKELAR REZEKI #23" by: Jamil Azzaini

Semua orang senang mendengar burung Beo menirukan suara, lucu katanya. Bahkan ada orang yang bersedia mengeluarkan uangnya jutaan rupiah, membeli untuk memilikinya. Tapi siapa yang tahu, bagaimana asal-usulnya, kenapa burung Beo itu selalu menirukan suara?

Dahulu kala, sebelum manusia, hewan-hewan bicara dengan bahasa yang saat ini dipergunakan manusia. Lalu pada suatu hari, Sang Pencipta menciptakan manusia. Sang Pencipta kemudian mengutus Peri Penjaga Hutan untuk memberitahukan hal itu kepada para hewan. Isi pemberitahuannya adalah para penghuni hutan tidak boleh lagi berbicara dengan menggunakan bahasa yang selama ini mereka gunakan.

Sebagai pengganti, mereka diizinkan untuk menciptakan bahasa mereka masing-masing dalam waktu seminggu. Maka, pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai berpikir keras untuk mencari suara yang gagah dan cocok untuk mereka masing-masing.

Hari demi hari, penduduk hutan sibuk mencari-cari suara yang nanti mereka akan mereka pakai. Singa yang telah dinobatkan sebagai raja hutan, lebih dahulu memilih suara mengaum. "Aouuuumm!!!" katanya dengan gagah. Penduduk hutan yang lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas benar dengan bentuk tubuh Singa yang gagah.

Tapi, tidak semua hewan senang mendengarnya. Burung Beo yang usil malah mentertawakan suara itu. Hahahaha..., mirip orang sakit gigi", celetuk Beo sambil tertawa terbahak-bahak. Singa sangat malu mendengarnya. Semua suara binatang yang ada selalu dikomentari dan dihina oleh Beo. Beo hanya menjadi komentator dan mentertawakan semua suara hewan.

Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan berkumpul kembali untuk mengumumkan suara yang mereka pilih. Peri Penjaga Hutan memanggil mereka satu per satu. Diantara semuanya, hanya Beo yang masih tertawa-tawa. Ia pikir teman-temannya bodoh karena suara yang mereka pilih lucu-lucu.

Tibalah giliran Beo untuk mengumumkan suara barunya. Ia maju ke depan. "Mbeeeek! jeritnya. "Hei itu suaraku!" kata Kambing. Yang lain pun tertawa. Beo tertegun. Ia baru sadar, selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehingga lupa mencari suaranya sendiri.

Semua suara yang dikeluarkan Beo ternyata sudah menjadi milik binatang lain. Akhirnya, ia menangis tersedu-sedu. Dengan tersenyum, Peri Penjaga Hutan berkata, "sudahlah, kamu akan tetap kuberi sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang, sehingga kau akan ditertawakan selamanya".

Semoga cerita ini dapat menyadarkan kita semua. Mulai sekarang, sibuklah menjalani kehidupan kita sebagai pemain, bukan sebagai komentator, yang sibuk memberikan pendapat terhadap apa yang dikerjakan orang lain. Jangan sampai bernasib sama dengan burung Beo, seumur hidup hanya akan menjadi bahan tertawaan orang lain. Wallahu'alam Bissowab.

Semoga bermanfaat.

Tangerang, 2 September 2013   

MENGHARGAI DIRI SENDIRI

Terinspirasi oleh buku #MAKELAR REZEKI by JamilAzzaini

Harga itu tidak selamanya identik dengan uang, atau benda-benda yang menunjukan strata kehidupan ekonomi sosial seseorang. Harga itu bisa juga respon orang lain terhadap keberadaan kita, di suatu tempat, dalam sebuah event, bahkan dalam situasi tertentu.

Harga diri bisa juga expertise, di mana kita sangat dibutuhkan dan diandalkan untuk sebuah pekerjaan tertentu, yang dibutuhkan dalam kehidupan sesama. Harga diri bisa juga sebuah kesetiaan pada komitmen, dalam sebuah kelompok kerja, di mana sebuah impian bersama harus diwujudkan.

Melaksanakan tanggungjawab terhadap sebuah pekerjaan yang sudah dipercayakan kepada kita, adalah membuktikan eksistensi diri, dimana harga diri akan dipertaruhkan. Harga diri tidak bisa diletakan pada pertunjukan kekuasaan, memerintah dan ber-omong besar, tanpa pembuktian dalam tindakan nyata.

Harga diri adalah sebuah kehormatan, di mana orang sangat mendambakan dirinya diperlakukan dengan baik oleh orang lain. Harga diri hanya bisa didapatkan, kalau kita juga memiliki kemampuan untuk memberi harga yang layak bagi diri kita sendiri, dan menghargai orang lain sebagai mana harusnya. Harga adalah suatu hasil dari energi yang digunakan untuk melakuakan sebuah tindakan. Sangat tergantung pada baik buruk dan benar salahnya tindakan yang kita lakukan.

Menurut hukum kekekalan energi, energi di alam semesta ini bersifat tetap. Ia tidak akan diciptakan lagi, juga tidak akan hilang. Artinya energi dalam alam semesta jumlahnya sama sejak awal diciptakan, hingga kemusnahannya kelak. Tuhan menciptakan alam semesta dengan sempurna, tidak mungkin melakukan tambal sulam. Semua telah disiapkan dengan lengkap, termasuk jumlah dan besaran energi di dalamnya.

Walau jumlahnya selalu tetap, tetapi dalam proses alam energi bisa berubah bentuk. Seperti air menjadi uap, kayu berubah menjadi bara api, uranium menjadi bom, listrik menjadi tenaga penggerak dan lain-lain. Begitu pun dengan manusia, ketika beraktivitas sehari-hari, bisa mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Dengan tersenyum bisa menimbulkan rasa senang, marah bisa menimbulkan rasa takut. Ber-silaturrahmi menjalin keakraban, dan sebagainya. Sebanyak apapun kita pergunakan, dan untuk keperluan apa saja, energi akan selalu tetap. Tidak ada yang hilang dan tidak ada yang ditambahkan.

Meskipun setiap jam kita menggunakan energi, ketika kita bekerja, bersedekah kepada tetangga, membantu kawan-kawan yang butuh bantuan kita, berbagi tentang hal-hal yang baik dan bermanfaat dari pengetahuan kita, kepada kawan-kawan kita. Semua tidak akan sia-sia, karena energi itu tidak hilang. Energi itu akan berubah dalam bentuk lain, dan dapat kita rasakan.

Menurut hukum kekekalan energi, nilai dan jenis energi yang kembali akan sama dengan yang kita pergunakan. Jika kita mengeluarkan sebesar 10, maka kita akan menerima balasan senilai 10 juga. Jika kita mengeluarkan jenis energi yang negatif, dengan melakukan aktivitas yang negatif, maka kita akan menerima balasan tindakan yang negatif juga dari sekeliling kita. Jika kita mengeluarkan jensi energi yang positif, dengan melakukan perbuatan yang positif, maka balasan yang akan kita terima pun, segala hal yang positif dari alam sekitar kita. Berupa kebahagiaan, kedamaian, penghargaan dan penerimaan yang baik terhadap kita, dari orang-orang yang ada di sekeliling kita. Wallahu'alaim Bissowab.

Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi kita, dalam upaya meningkatkan kualitas diri, menjadi lebih bermanfaat lagi, bagi diri sendiri maupun bagi sesama.


Tangerang, 1 September 2013