DOA YANG SAMA, DOA YANG NYATA

Ini tentang menit-menit terakhirku, di masa akhir kepemimpinanku pada salah satu serikat pekerja di Indonesia

H-1 menjelang kongres aku menulis status dalam akun facebookku, dalam sebentuk doa "Bismillahirrohmannirrohiim, hanya dengan nama Mu Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, kehidupan manusia bisa berjalan dengaan baik dan benar. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi sesama adalah kehendak Mu ya Rabb, jika hal itu tidak kudapatkan lagi dalam rumah ini, maka inilah kehendak Mu yang terbaik dan terbenar. Hindarkan aku dari seluruh kejadian yang membawa mudharat dan sia-sia, bagi diriku dan bagi sesama. Tidak ada penolong yang lebih baik selain dari Mu ya Robb. Aku pasrahkan seluruh urusan hidup dunia akhiratku, hanya pada Mu, tidak kepada apa pun dan tidak kepada siapa pun. Aamiin, Ya Robbal'alamiin #kongress"

Tanggal 5 Januari 2014 pukul 08.00 pagi aku tiba di Marbella Hotel untuk mengikuti acara Kongres Serikat Pekerja. Setelah bertegur sapa dengan beberapa kawan Jawa Timur yang baru tiba, dan menyapa beberapa panitia yang sedang sarapan, aku langsung masuk ke sebuah kamar untuk numpang mandi. Maklum aku nyubuh dari rumah, gak pake mandi dulu hehehe.

Di kamar aku ngobrol dengan kawan seperguruan; melihat dia menangis, entah karena apa? mestinya dia sebagai orang Thinking extropert (Te) tidak harus secengeng itu. Sambil menghibur aku ngomong asal "silahkan Ci menangis sekarang, daripada nanti ketika terjadi apa-apa denganku kamu menangis, malu kan dilihat orang banyak" masih dengan berurai air mata dia tertawa, sambil menyahut seperti biasanya "iya bu" hehehe, ada-ada aja Ci.

Sedang asik mengobrol abahku telphon, kuterima Assalamu'alaikum abah "Alaikumsallam" jawab abah "udah sampe Anyer?" tanya abahku, udah bah, jawabku. "Kamu tetep maju jadi calon ketua umum di kongres itu?" Insya Allah bah, saya tetep maju untuk menghormati perjuangan kawan-kawan perempuan saya, "ya udah doanya gini aja, jika menjadi ketua itu bakal mendatangkan kemaslahatan dan manfaat bagi kehidupan kamu, keluarga dan masyarakat buruh, maka jadilah kamu, tetapi jika itu tidak membawa kemaslahatan apapun dan bagi siapapun, maka kamu akan dijauhkan dari urusan itu" Aamiin jawabku, mengamini do'a abahku.

Acara demi acara aku ikuti, hingga akhirnya pemilihan Ketua Umum dilakukan. Pendukung aku istiqomah, persis sebanyak yang mencalonkanku; cukup enam orang saja, karena aku juga istiqomah setia kepada jumlah pendukungku, tidak kampanye, tidak membujuk siapapun, apa lagi menyuap siapapun untuk memilihku, bhahahahahaha *ke-pedean

Aku merasa harus melakukan uji coba kepada buruh perempuan yang menjadi delegasi kongres, apakah mereka punya keberanian untuk independent, memilih pemimpin perempuan sebagai strategi penting untuk memajukan dan memperjuangkan hak-hak mereka sendiri ? atau sudah cukup dengan menjadi pengikut, yang jinak dan manis saja, dari kehendak kaum yang lainnya ?

Nyatanya doa abahkusama persis dengan status facebookku yang aku tulis subuh-subuh. Dan kenyataannya sama dengan keputusan hari itu, bahwa namaku tidak ada lagi dalam jajaran kabinet kepemimpinan baru hasil kongres, untuk 5 tahun ke depan. Sahabat-sahabat seperguruanku dan beberapa perempuan nangis bombay rame-rame. Bahkan hingga tulisan ini aku buat, cerita ketakjuban kawan-kawanku dari Jawa Tengah dan beberapa daerah lain, tentang kenapa aku tidak masuk dalam kabinet kepemimpinan lagi masih rame diperbincangkan. Alhamdulillah, terima kasih ya Robb aku tidak kehilangan cinta sahabat-sahabatku, meskipun begitu banyaknya kehilafan kuperbuat kepada mereka selama 5 tahun terakhir ada di tengah-tengah mereka.

Sahabatku, kemenangan itu bukan hanya tahta dan mahkota. Kemenangan itu bisa juga kekalahan meraih suara, tetapi kita terhindar dari hari-hari yang masih rahasia, yang bisa jadi lebih baik aku hindari dari sejak hari ini. Kemenangan bagiku, bisa jadi ketakjuban kalian tentang ketidakhadiranku, di rumah kita, dan kecintaan serta doa yang tidak kalian putuskan kepadaku. 

Sahabatku, lihatlah Sang Khaliq begitu banyak merahasiakan Hikmah dari mata kepala kita, tetapi Dia menerangkannya kepada mata bathin kita. Maka jangan menghindari Nya, mari kita gunakan mata bathin kita untuk melihat keagungan Nya, agar kita tidak lupa diri.

Sahabatku terima kasih selama 15 tahun sudah mendukung aku dalam menjalankan tugas, hingga aku menjadi kuat berada di tengah-tengah kalian. Hidupku terasa bermakna memiliki sahabat-sahabat seperti kalian, karena dalam setiap pertemuan kita, dalam setiap percakapan kita, kalian selalu memberikan pencerahan kepadaku, tentang makna kehidupan. Betapa berharganya waktu-waktu yang aku lewati bersama kalian.

Sahabatku, kita songsong masa depan yang lebih baik dengan optimis dan penuh semangat. Tidak akan ada perubahan, jika kita tidak melakukannya sendiri. Berjuanglah terus, jangan pernah lelah! Aku tetap bersama dalam gelora semangat kalian. Jauh di lubuk sanubari, kusimpan seluruh rasa cinta dan persahabatan kita yang kita bangun selama ini.

Jadilah perempuan-perempuan tangguh yang mandiri dan tidak kenal menyerah! 

Salam pembebasan!!

Tangerang, 8 Januari 2014

"untuk semua sahabat muda, perempuan-perempuan SPN se-Indonesia"