Questi-ON

Semenjak kecil aku selalu merasa rendah diri, karena aku selalu merasa jelek, serba salah dan tidak modis. Aku sering bertanya dalam hati. Mengapa aku terlahir sebagai anak perempuan yang tidak cantik ? Mengapa aku tidak modis seperti perempuan pada umumnya, senang dandan dan memakai perhiasan? Mengapa aku juga jadi anak perempuan yang tidak pandai? pertanyaan mengapa ini telah membuat aku semakin rendah diri dan terpuruk. Bahkan sering membuat aku menyalahkan semua hal dan semua orang yang berhubungan dengan aku, termasuk menyalahkan orang tua ku sendiri. Aku sering merasa ada di dunia ku yang terasing dan kesepian, tidak berani bergaul seperti layaknya anak-anak sebayaku.
Sampai suatu ketika, aku berusaha untuk mengubah keadaan. Karena tidak mungkin selamanya aku memenjarakan diri dalam pikiran-pikiran negatif tentang diriku sendiri. Mula-mula aku mengubah pertanyaan dalam pikiranku, yang semula "Mengapa" menjadi "Bagaimana". Ketika aku melihat kawanku berani maju ke depan kelas, bernyanyi dihadapan guru dan kawan-kawan yang lain, dalam kekagumanku aku bertanya "bagaimana yah caranya, agar aku bisa bernyanyi tanpa malu didepan kelas, seperti kawan-kawanku yang lain"? Begitu juga kalau aku melihat kawanku berdandan cantik, aku bertanya dalam hati "bagaimana caranya ya agar aku bisa secantik mereka"?
Ajaib! kata tanya "Bagaiman" membawa aku pada semangat pencarian dan pembelajaran yang luar biasa. Membuat aku semangat untuk belajar banyak hal, bernyanyi, berdandan, dan yang lainnya lagi. Yang penting dari semua ini, bahwa lambat laun rasa minder, rendah diri dan kesepianku perlahan-lahan sirna. Aku semakin gigih belajar dan mencoba melakukan banyak hal, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Hingga suatu saat aku terpilih menjadi salah seorang pemimpin serikat di pabrik textile tempat aku bekerja.
Menjadi pemimpin serikat pekerja, adalah jabatan yang penuh tantangan, bahkan tidak jarang bahaya mengancam keselamatan diri. Rentan intimidasi, rentan diskriminasi, bahkan rentan terhadap tindakan PHK. Tetapi pengaruh kata tanya "Bagaimana" agar aku dapat menjalankan tugas kepemimpinan ini dengan benar dan baik,  menuntun aku pada pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan positif dan produktif. Alhamdulillah sampai hari ini aku masih menjadi pimpinan pada salah satu serikat pekerja yang cukup besar di Indonesia. Serikat Pekerja Nasional (SPN), dalam organisasi ini aku bekerja dengan jabatan Ketua Bidang Program dan Pemberdayaan Pekerja Perempuan.
Bekerja di serikat telah membawa aku pergi jauh, mengunjungi berbagai negara. Seperti Amerika, Inggris, Turky, Srilanka, Thailand, Vietnam, Filipina, Hongkong, Kamboja, Nepal dan Singapur. Hampir di seluruh negara pekerjaanku menjadi pembicara, sharing pengalaman tentang pekerjaanku sebagai pemimpin serikat. Dan semua itu dapat aku jalani dengan baik, dan memberikan respon yang positif dari semua orang yang aku temui.
"Bagaimana" menurut aku merupakan kata tanya yang mengandung magnet, menakjubkan dan mengandung spirit untuk maju. Terinspirasi oleh "ON" nya pak Jamil Azzaini, maka kata tanya "Bagaimana" aku sebut dengan "Questi-ON". Pertanyaan yang diawali dengan kata "Bagaimana" akan mendatangkan jawaban yang membuat kita hidup, bertumbuh dan berkembang. Aku saksi hidup yang telah mengubah pertanyaan dalam diri, dari "Mengapa" menjadi "Bagaimana", jawabannya luar biasa, aku bisa menyebrangi berbagai benua dengan dunia serikat. Di atas tulisan ini, adalah salah satu foto ku, ketika mengunjungi sebuah pabrik textile di Glasgow Inggris Utara, pada bulan Juni 2010. Aku bisa sampai di sana, karena pernah bertanya dalam hati, bagaiman caranya agar suatu saat aku bisa pergi ke Inggris? hehehehehe
Semoga pengalaman ini bisa menginspirasi kawan-kawan, untuk segera mengganti kata tanya dalam dirinya, dari kata tanya "Mengapa" dengan kata tanya "Bagaimana", agar kita bisa #SuksesMulia bersama-sama.

Selamat berjuang! tetap semangat!!!
Wallahu'alam Bissowab.
Jakarta, 15 September 2013

Tidak ada komentar: