MEMBUKA BABAK BARU

Pada tanggal 13 September 2013, dilakukan pemilihan Ketua Komite Perempuan IndustriAll untuk Indonesia Council, bertempat di sekretariat Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Proses pemilihan dibuat se-demokrasi mungkin, kami sepakat dari awal organ ini harus menghormati prinsip-prinsip demokrasi. Acara ini dipandu oleh Ketua Indonesia Council (bapak Saeful DP) juga oleh anggota Exco (ibu Wati Anwar dan Nikasih Ginting)

Jumlah peserta yang hadir seharusnya ada 11 orang perwakilan Federasi Afiliasi IndustriAll di Indonesia. Karena Farkes, Kikes dan ICI berhalangan, maka hanya ada 8 orang perempuan perwakilan Federasi yang hadir untuk ikut dalam proses pemilihan ketua Komite. Bentuk struktur komite, terlebih dahulu disepakati, hanya terdiri dari Ketua dan Sekretaris saja. Karena komite ini merupakan bagian dari Exco Indonesia Council, yang khusus menggarap isu-isu yang berkaitan dengan buruh perempuan.

Proses pemilihan dimulai dengan putaran pertama memilih bakal calon ketua. Semua peserta menulis satu nama pilihannya, secara tertutup dalam secarik kertas. Setelah kertas dikumpulkan, dihitung untuk memilih 3 pemilik suara terbanyak untuk maju ke pemilihan Ketua Komite. Dari putaran pertama terpilih Lilis (SPN) 2 suara, Seri Mangunah (FSPMI) 2 suara, Ning (Garteks KSBSI) 2 suara dan Yayu (Lomenik KSBSI) 2 suara. Putaran kedua semua peserta memilih satu nama lagi, masih dengan cara yang sama, ternyata hasilnya sama draw untuk ke 4 kandidat.

Sebentar ya saya mau kasih pandangan dulu, seorang yang hadir dari sebuah Federasi afilasi angkat bicara. "Saya harap pemilihan ini jangan dibuat main-main, karena ini soal keterwakilan buruh perempuan di internasional. Jangan sampai orang yang organisasinya tidak aktif dalam perjuangan kesejahteraan di Indonesia terpilih. Kan ada organisasi yang besar, tapi tidak bayar iuran afiliasi, sementara organisasi lain berjuang mati-matian, organisasi ini malah tidak muncul, bahkan membuat countra produtif terhadap perjuangan". Saya masih diam saja, tapi lama-lama koq semakin tendensius, dan menyinggung naluri institusi saya. "Orang yang dipilih itu harus orang yang punya pengaruh untuk meloby federasi-federasi afiliasi. Apalagi tanggal 7 Oktober 2013 kita akan aksi pengerahan massa. Ntar federasi yang lain datang berbondong-bondong, ketua komite nya malah datang sendiri, kan memalukan kalau begitu" kira-kira begitu pandangannya. 

Jleb!! "stop pak, bapak jangan tendensius begitu. Berjuang itu bukan hanya dengan pengerahan massa, pengerahan massa belum tentu juga menghasilkan kebijakan yang benar" saya merespon dan agak berang, bahkan nepuk meja pelan-pelan hehehehe. Untung saja pemimpin rapatnya senior dan penyabar, beliau bisa melerai dengan baik, dan mengembalikan pada agenda pemilihan Ketua Komite.

Untuk melanjutkan pemilihan dengan lebih adil dan fair (terbuka), peserta mengusulkan agar para kandidat menyampaikan Visi dan Misi nya masing-masing. Selama 5 menit para kandidat diminta untuk menuliskan Visi dan Misi nya, selanjutnya dikumpulkan oleh pimpinan rapat. Sementara setiap kandidat diberikan waktu kira-kira 2 menit, untuk menyampaikan Visi dan Misi nya secara lisan, tanpa melihat catatannya. Saya diberi kesempatan pertama. 

"Baiklah saudara-saudara sekalian, sebelumnya saya minta waktu untuk meluruskan pikiran dan pendapat saya dulu tentang Komite Perempuan ini. Dalam pemahaman saya Komite ini merupakan organ untuk dijadikan media berlatih bagi para pemimpin perempuan federasi afiliasi. Bagi saya kita semua punya hak dan kewajiban yang sama, tidak ada yang lebih hebat dan tidak ada yang kurang hebat. Yang sudah hebat harus mendorong yang belum hebat untuk terlibat, jangan malah ditinggalkan dan dikucilkan. Saya sendiri akan belajar dari forum ini, diantaranya belajar tentang bagaimana caranya mengerahkan massa, untuk aksi tanggal 7 Oktober 2013 nanti" untuk itu izinkan saya menyampaikan Visi saya. 

Visi Saya, "Kalau saya terpilih menjadi Ketua Komite Perempuan IndustriAll, berapa tahun pun masa jabatannya, saya akan buat penyelesaian persoalan-persoalan buruh perempuan terlembagakan. Tidak seperti yang dilakukan selama ini, pelanggaran hukum atas hak-hak dasar buruh perempuan diselesaikan secara jenis kelamin, bukan secara kelembagaan. Kalau ada buruh perempuan hamil di PHK, itu bukan urusan advokasi organisasi, tapi advokasi pengurus perempuan. Dan itu membuat buruh perempuan jarang terbela kepentingannya. Misi saya, "membuat semua potensi perempuan yang ada dalam struktur federasi afiliasi digunakan. Ditingkatkan kemampuannya, difokuskan keahliannya, agar mereka bisa mandiri dalam berfikir, bertindak dan berkontribusi secara bertanggungjawab kepada organisasinya". Demikian Visi dan Misi saya, mengakhiri pidato dengan salam hehehehe.  

Setelah semua kandidat menyampaikan Visi dan Misi nya, pemilihan ketua komite dilanjutkan, semua berharap ini putaran terakhir dan harus menghasilkan ketua terpilih. Selanjutnya dilakukan penghitungan suara lagi, hasilnya: Lilis (SPN) 3 suara, Seri Mangunah (FSPMI) 2 suara, Ning (Garteks KSBSI) 2 suara dan Yayu (Lomenik KSBSI) 1 suara. Karena struktur jabatan hanya untuk Ketua dan Sekretaris, maka Ketua terpilih diberi waktu untuk memilih antara Seri dan Ning sebagai sekretarisnya. Susah juga milihnya, karena ternyata harus sangat hati-hati dan strategis.

Saya minta waktu untuk sholat Ashar dan rapat dengan 4 orang kandidat ketua Komite, yang suaranya di bawah saya. Sebelum Ashar saya diskusi secara pribadi dengan kak Ning dari Garteks, akhirnya kita sepakat, bahwa yang penting bagi kami afiliasi ITGLWF terwakili, siapa pun orang nya. Ba'da Ashar aku sampaikan kepada 3 rekan kandidat ketua Komite, bahwa sekretaris yang saya pilih adalah Seri Mangunah dari FSPMI. Alhamdulillah semua bisa menerima dengan baik dan terbuka.

Pelajaran yang bisa dipetik dari proses ini bagi saya adalah, pertama jangan cepat memvonis orang dengan pikiran-pikiran negatif. Karena belum tentu orang yang kita anggap rendah itu lebih rendah dari kita. Kedua menjadi pemimpin itu harus punya Visi (cita-cita) yang jelas bagi orang-orang yang dipimpinnya. Dan itu belum tentu identik dengan kebesaran atau kegarangan organisasinya, bukan? Yang ketiga biarkan orang memilih, siapa yang dianggap mampu dan membuat mereka yakin untuk menjadi pemimpinnya. 

Mari kita buka babak baru dalam perjuangan "Kaum Perempuan" lakukan secara bersama-sama, satukan kekuatan kita. Jangan ada lagi yang tertinggal atau sengaja ditinggalkan. Tinggalkan masa lalu yang kelam, tatap masa depan yang masih panjang. Banyak persoalan yang memerlukan tenaga dan pikiran kita untuk diselesaikan.

Selamat untuk seluruh pimpinan, pimpinan perempuan Federasi Afiliasi IndustriAll, atas terbentuknya "Women's Committee" untuk Indonesia. Semoga kehadirannya dapat memberikan kontribusi yang positif bagi gerakan perempuan buruh nasional maupun internasional, Amien.

Wallahua'lam Bissowab.

Tangerang, 15 September 2013


Terima kasih untuk support Ketua Umum DPP SPN dan Presiden Garteks KSBSI



Tidak ada komentar: