Siapa Kau … Pentingkah?

Karya : Lilis M. Usman

“Siapakah engkau?”
tanya itu selalu bergaung gemanya memenuhi langit-langit hatiku
setiap saat kau selalu menyeruak masuk ke dalam bilik hatiku
dengan laku tak selalu sama ….

Terkadang manis bagaikan buah rambutan rapiah ranum
nikmat kucecap dengan senyum dahaga rentaku satu kali
mengamuk bagaikan banteng edan sedang kesurupan ….
menerjang seperti berjalan tanpa mata ….
karena matamu merah penuh darah
amarah mendidih di wuwungan ubun-ubunmu—“duh gila!”
terkekeh seperti seluruh semesta lucu dalam pandanganmu ….
mata tuaku terpana melihat engkau seperti balita tak punya dosa
“ooh anak ini betapa polosnya seperti balita penunggu surga”


Kubawa engkau memasuki bilik-bilik hatiku ….
kujajarkan dengan seluruh potret yang ada di dindingnya
sungguh tidak ada satu pun yang serupa denganmu

Kuputuskan membawamu ke dalam bilik yang baru kubuka
kubiarkan engkau berada di sana … dalam hingar bingarmu sendiri
kucumbu manik-manik yang selalu kau hamburkan di ruang bilikku
Kubiarkan seluruh rasa dan nalarku larut dalam irama yang kau sentak-sentakan
di sepanjang jam kehidupan yang diperkenankan bagiku ….
larut dalam edannya emosi dan logikamu
yang tidak selalu berjalan melewati mulusnya tol ….
bahkan lebih sering kau seret aku ke jalan berlubang penuh kubangan


“Sipakah engkau?”
seperti tak perlu lagi kucari-cari jawabannya
kita sudah berada dalam bilik yang sama,
dalam jalan yang sama
dalam edan yang sama


Mungkin kau yang duduk di sampingku atau aku yang duduk di sampingmu
semua menjadi tak penting lagi
bahwa kita tengah duduk dalam ruang dan waktu yang sama
adalah penting untuk dinikmati,
disukuri dengan saling menjaga hati
berbagi suka dan duka serta saling percaya ….



Citra Raya, 19 Pebruari 2015
Ketika suatu siang dia minta ditelepon untuk marah—aneh!

Tidak ada komentar: