CARI MEREKA, KETIKA HENDAK MEMILIH


Kalau kita membaca atau mendengar kalimat “Amanah” rangkaian kalimat asa selanjutnya pasti pemimpin, padahal kawan ku juga namanya “Amanah”  Kalau yang dimaksud “Amanah” itu adalah sifat yang diharuskan ada pada pemimpin, maka diskriminatif kalau hanya menyebut-nyebut “Amanah” karena masih ada tiga nama penting lagi yang harusnya disebut-sebut dan dibuat populer, seperti mbak “Amanah”  Yaitu “Sidiq” nama kawan ku juga hehehe, “Tabligh” yang ini bukan nama kawan ku, tapi pekerjaan mulia Uje, sewaktu beliau masih hidup. Yang terakhir “Fathonah atau Fathanah” yang beberapa bulan lalu, namanya sempat membuat gempar Indonesia, karena aktifitas investasinya di bidang modeling, daging impor, otomotif dan kecantikan hehehehehe.

Nah nama-nama itu yang harus lekat dengan “pemimpin”, terutama bagi pengikut kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW. Empat sifat kepemimpinan Rosulallah, yang tidak dipisahkan satu sama lainnya, melainkan semuanya ada dan dilaksanakan oleh Beliau dalam memimpin umat pada jaman pemerintahannya. Dilakukan secara sinergis dan utuh, bahkan sebelum diangkat menjadi Rosul, beliau sudah mendapatkan julukan al Amin. Karena mustahil kalau dilakukan salah satunya atau sebagiannya saja, padahal dengan sifat-sifat itulah beliau memenej pemerintahannya.

Sifat-sifat tersebut, bukan hal yang tabu untuk dimiliki oleh pemimpin setelahnya-pada jaman sekarang, bahkan bagi orang-orang yang berkomitment menjadi pengikut setianya, maka sewajibnya mengikuti jejak langkah kepemimpinannya. Coba saja kita perhatikan, pengertian daripada nama-nama sifat kepemimpinannya tersebut, tidak asing “kan menyerupai nama-nama kawan kita juga bukan? Hehehehe”
  1. Sidiq (Jujur), artinya benar dalam perkataan dan perbuatan. Apa yang diterima dari Allah sebagai wahyunya, itu juga yang disampaikan kepada umatnya sebagai ajaran, tidak ada yang dikurangi dan tidak ada yang dilebihkan. Baik dalam bentuk perkataan maupun dalam bentuk perbuatan yang dicontohkan. Sehingga tidak ada penafsiran yang beda, tidak ada distorsi nilai-nilai kebenaran yang dikandung dalam ajaran Nya.   
  2. Amanah (Amanat) artinya Dipercaya atau dapat Dipercaya. Dapat kita bayangkan jika seorang pemimpin umat adalah penghianat yang suka hianat, maka mustahil seorang Rosul penghianat. Amanah berarti bisa dipercaya, baik lahir maupun bathinnya. Maksudnya sebagai pemimpin umat beliau bisa dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya, apa yang diucapkannya itulah yang dilakukannya, atau sebaliknya
  3. Tabligh (Menyampaikan), adalah menyampaikan wahyu atau risalah yang beliau terima dari Allah SWT kepada orang lain. Sudah menjadi kewajiban para pemimpin umat, menyampaikan kebenaran Allah kepada umatnya. Menyampaikan ajaran-ajaran yang benar, yang dapat menyelamatkan umat manusia, di dunia maupun di akhirat kelak.   
  4. Fathonah (Fathanah) artinya Cerdas, pandai atau pintar. Jadi mustahil seorang pemimpin umat adalah orang bodoh dan tidak mengerti apa-apa. Dalam menyampaikan risalah kebenaran, tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi dan strategi khusus, agar risalah kebenaran dan hukum-hukum tentang kebenaran yang disampiakan, dapat diterima oleh umat dengan baik. Oleh karenanya seorang pemimpin harus “Fathonah (Cerdas) Kecerdasan sangat berperan, terutama untuk menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran kebenaranNya.
Setelah dicermati, ternyata masih relevan bukan, meskipun berbeda jaman dan beda umatnya hehehe. Jadi tidak mungkin sifat-sifat kepemimpinan hanya dipake satu-satu, misalkan “Amanah” saja yang sering disebut-sebut itu. Bisakah seseorang yang tidak jujur (sidiq) bertindak “Amanah”? Mungkin tidak orang yang tidak sidiq, tidak amanah bisa menyampaikan kebenaran (tabligh) dengan utuh, tanpa dikurangi dan dilebihkan informasinya? Kalau dari sifatnya saja sudah tidak sidiq dan tidak amanah, apakah informasi yang disampaikannya benar? Kalau misalkan seseorang itu sidiq, dan amanah, tetapi dia tidak fathanah (bodoh), akankah dia bisa menyampaikan kebenaran dengan baik, padahal umat yang dihadapinya macam-macam, ada yang sudah patuh, banyak yang masih membangkang. Ada kelompok yang mencintainya, banyak juga kelompok yang memusuhinya. Kalau pemimpin tidak cerdas, tidak kuat pikirannya, tidak memiliki strategi yang tepat, apa yang akan terjadi dengan pemerintahannya (umatnya)? Kacauuuuuu! Cau!

Mengingat sebentar lagi kita akan memilih pemimpim, maka ingat ya bukan hanya “Amanah” loh yang harus lengket dengan pemimpin, mas “Sidiq” dan mas “Fathanah” juga harus dipastikan lengket ya, agar pemimpin yang kita pilih nanti, benar-benar penyampai  (Tabligh) kebenaran dan keadilan yang “Sidiq, Amanah dan Fathanah”

Eng ing eeeeeeeeng, selamat PILKADAL, selamat PEMILU dan selamat KONGRES jugaaaaaaa
Merdekaaa!!!

Tangerang, 4 Agustus 2013
Akhir Romadhan 1434 H


Tidak ada komentar: