AMANAH

  
Amanah, adalah nama seorang kawan perempuan dari aktivis serikat buruh, dia bekerja di sebuah perusahaan sepatu olah raga ber-merk, sebuah pabrik yang berskala raksasa di Indonesia. Buruhnya berjumlah 80 ribu lebih, yang bekerja siang dan malam, selama 24 jam, lengkap dengan sejuta persoalannya.

Amanah sering disebut-sebut oleh kawan-kawan buruh, terutama terkait dengan para pemimpinnya, tapi bukan lantaran dia menjadi selingkuhan para pimpinan serikat buruh loh hehehe. Lebih dikarenakan buruh-buruh di sana sangat merindukan "Amanah" lekat dengan pemimpin mereka. Kaum buruh sering mengeluhkan "ini gara-gara pemimpin kita yang tidak Amanah, makanya nasib kita menjadi buruh kontrak" atau menjadi kerinduan yang tak pernah terpenuhi "kapan ya kita memiliki pemimpin yang Amanah?" demikianlah Amanah selalu lekat dengan pemimpin, dalam harapan dan kerinduan buruh.

Kawanku Amanah, pemilik nama yang indah. Karena Amanah artinya orang yang bisa dipercaya, bukan hanya karena jujur saja, tetapi Amanah adalah orang yang mampu menyampaikan segala hal yang menjadi hak, baik hak Allah maupun hak sesama mahluk, lebih-lebih hak anggota yang sudah mempercayakan (meng-Amanahkan) penyelesaian persoalannya kepada pemimpin yang mereka pilih. Jadi laksanakan "Amanah" itu dengan benar dan jangan menukarkannya dengan uang saku bulanan atau fasilitas nyaman lainnya, yang diberikan manajemen perusahaan.

Nah, kalau saat ini anggota masih mempertanyakan sikap "Amanah" para pemimpinannya, sebetulnya apa yang terjadi? apakah memang kepercayaan anggota itu sudah disalahgunakan, atau "Amanah" nya sudah dilaksanakan, tetapi anggota tidak mengetahuinya dan tidak merasakannya? hehehehehe.

Masih banyak waktu untuk mendekatkan kesenjangan antara melaksanakan "Amanah" tidak diketahui, atau menghianati "Amanah" karena tergoda fasilitas yang ditawarkan. Dengan memperbaiki budaya komunikasi dan meningkatkan intensitas silaturrahmi dengan anggota, semuanya akan menjadi mudah dijelaskan. Sepanjang tidak ada niat dalam hati dan pikiran kita untuk mendustakan kepercayaan anggota, maka pemimpin masih tetap akan "Amanah". Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Audzubillahimindzalik (Sumber: http://www.dakwatuna.com)

Wallahu'alam Bissowab

Tangerang, 3 Agustus 2013
Menjelang Akhir Romadhan 1434 H


Tidak ada komentar: