UNTUK KAWAN KU, YANG SEDANG KECEWA BERTON -TON

Clink ! clink! clink! begitu terus, bunyi smartphon "BB-Ku" sementara hari masih pagi, saatnya aku jalan-jalan pagi, sambil santap "Lontong Cap Gomeh" di Warung Gudeg Kota Seni Citra Raya.

Kulihat, ada beberapa tanda pesan masuk, kubuka satu persatu, oooh my God! semuanya pengaduan kawan-kawan, tentang kekecewaan minggu ini, karena merasa dibohongi, oleh orang-orang yang menurut mereka, harusnya jadi teladan. Bahkan ada yang bilang "Saya Kecewa Ber-ton2" artinya kecewa banget kali ya, hehehehe.

Aku merenung, bertanya dalam hati, apa sebenarnya yang telah terjadi pada kawan-kawanku? sambil sibuk menyuap lontong, aku tulis status di facebook ku "Hanya bisa prihatin, ketika ada yang merasa dibohongi. Gunakan akal, pikiran dan hati sendiri saja dalam menyikapi setiap persoalan, agar tidak menjadi target kebohongan orang lain. Belajarlah dari pengalaman pahit dan manis, yang pernah kita lewati"

Menurut pikiranku (sebagai orang Thinking), kalau setiap orang bisa independen, menggunakan kecerdasannya sendiri, menggunakan cara kecerdasannya bekerja, seharusnya tidak jadi korban penipuan (kebohongan), dalam menghadapi persoalan hidup ini. Menyandarkan harapan dari setiap penyelesaian persoalan, secara berlebihan kepada orang lain, bukan cara yang aman dari penderitaan kekecewaan. Ketergantungan yang paling aman hanya pada Allah S.W.T. Berusaha dengan menggunakan kecerdasan yang Allah berikan, memohon agar Allah meng-intervensi seluruh usaha kita, seperti hasil yang kita inginkan. Bertawakal bukan berarti pasrah, tetapi berkeyakinan dalam berusaha, bahwa Allah akan menolong kita, dalam setiap usaha yang kita lakukan.

Berpikir seperti ini, aku jadi ingat ajaran kakek Jamil Azzaini, dalam buku berjudul "ON" beliau banyak memberikan strategi menyelesaikan masalah hidup, atau strategi mewujudkan impian. Bagaimana kita bisa "MoveOn" (berubah menjadi lebih baik) dalam kehidupan kita, tanpa harus merugikan orang lain, tidak perlu saling membodohi atau saling membohongi satu sama lain.

"Move On" bergerak, untuk berubah menjadi lebih baik, penting untuk dilakukan. Karena kalau kita tidak mau melakukannya, orang lain dan kehidupan akan terus berubah, meninggalkan kita. Kalau tidak percaya silahkan bercermin, fisik kita juga terus berubah. Dulu, waktu masih muda, wajah kita cerah ceria, tanpa kerutan sedikit pun, lihat sekarang sudah berapa kerutan dalam wajah kita? sudah berapa lembar warna putih menghiasi rambut kita? Dulu perut kita langsing, rata, atletis indah. Sekarang sudah berlemak, menggelembung seperti ibu hamil tua, hehehehe.

Lalu apa yang harus dilakukan, agar kita bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang tidak mungkin dielakan, dalam kehidupan ini?

Sebuah situs pengembangan diri livestrong.com, menuliskan hal yang perlu kita persiapkan agar mampu mengatasi perubahan-perubahan yang selalu hadir dalam kehidupan kita. Pertama, menditeksi diri apakah kita sudah mengalami perubahan yang signifikan menuju ke arah yang sesuai, ataukah malah mengalami penurunan dalam perubahan?

Kedua, set up ulang diri kita mengikuti perubahan dari luar dengan cara perlahan-lahan mengubah kebiasaan dan segala sesuatu yang diperlukan. Mulailah sedikit demi sedikit, dari hal-hal yang terkecil, sampai akhirnya kita bisa mengikuti perubahan yang besar. 

Untu dapat melakukan "diteksi diri" kita memerlukan "empat-ON", apa sajakah itu?

Pertama, visi-ON (keinginan, impian atau cita-cita), di dalam hidup, kita memiliki banyak impian (keinginan), di antara banyak keinginan itu ada yang paling besar yang ingin kita wujudkan, itulah "visi-ON". Temukanlah "visi-ON" kita, maka dia akan menjadi energi, motivasi dan kompas dalam hidup kita. Mengarahkan, kemana arah yang hendak dituju, apa saja yang harus kita lakukan, berapa waktu yang dibutuhkan, kemampuan dan matrial apa saja yang kita perlukan?

Kedua, acti-ON (tindakan atau kegiatan) yang harus dilakukan untuk meraih "visi-ON" kita. Dengan waktu yang terbatas, dan segala keterbatasan lainnya, maka dalam menentukan "acti-ON" diperlukan membuat skala prioritas. Mana yang harus didahulukan, mana yang bisa ditunda. Dan yang paling penting "acti-ON" itu harus sejalan atau sesuai dengan "visi-ON" yang ingin kita raih. Kalau "visi-ON" nya ingin jadi jago bulutangkis nasional, maka "actio-ON" nya tidak akan cocok kalau latihan tinju atau sepak bola yang dilakukan. Jaka sembung naik kerbau, tidak nyambung brow!! hehehehe.

Ketiga, passi-ON (sesuatu kegiatan yang membuat kita enjoy dan asik melakukannya), karena itu kita rela mengorbankan waktu, tenaga dan uang untuk melatihnya, untuk menjadi keahlian, hoby dan sekaligus pekerjaan kita. Setiap orang dilahirkan dengan satu passion, sebagai anugerah dari Allah, maka temukan passion kita mulai sekarang. Karena pekerjaan yang cocok untuk mengejar impian atau cita-cita itu, adalah yang sesuai dengan passion kita. 

Keempat, collaborati-ON (bekerja sama untuk saling melengkapi) dengan berbagai komponen yang ada. Collaboration terbaik diawali dari rumah, bersama pasangan hidup, dan keluarga kita. Setelah itu tetapkan siapa yang akan dijadikan partner sukses kita. Bergurulah kepada orang yang bisa membantu tercapainya vision kita. Berguru juga kepada orang yang ahli untuk mengasah passion kita. Bergabung dengan komunitas-komunitas yang seirama dengan vision, action dan passion kita. Tanpa kolaborasi, energi kita akan cepat redup. Karena sumber energi dan semangat itu datang dari diri sendiri dan juga dari lingkungan pergaulan. 

Nah sahabat-sahabatku, semuanya ada pada diri kita sendiri. Mulai sekarang putuskan apa yang terbaik untuk kehidupan kita. Letakan impian kita, sebagai pedoman dan motivasi yang bisa mengarahkan kita, untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minat kita. Untuk menyiapkan waktu, tenaga dan materil yang terukur. Untuk terus menerus belajar dan berlatih. Untuk memperjelas siapa partner yang bisa kita ajak seiring dan sejalan.

Hidup kita seharusnya tidak digunakan untuk mengejar impian orang lain, tetapi gunakanlah untuk mengejar impian kita sendiri. Sebagai orang yang percaya kepada Allah, berkolaborasilah dengan kekuasaanNya. Impian kebahagiaan bukan hanya untuk kehidupan dunia, tetapi untuk kehidupan akhirat juga. 

Berhentilah dari rasa kecewa, manusia itu hanya memanen apa yang ditanamnya. Dari seluruh peristiwa, penghianatan, kekecewaan, dan kegagalan yang kita alami, mari lakukan introspeksi diri. Kekecewaan yang kita rasakan, tidak semuanya merupakan tindakan dzolim orang lain, bisa juga merupakan buah perbuatan yang kita tanam sebelumnya.

Saatnya "move-ON", untuk berubah, bertumbuh dan berkembang, menuju kehidupan yang lebih baik. Gunakan pikiran, dan hati kita dengan tawakal dan penuh syukur kepada Allah, Tuhan yang telah memberikan keduanya kepada kita. 

Wallahu'alam Bissowab, semoga menjadi catatan yang berguna bagi kita semua.

Tangerang, 03 November 2013


Disarikan dari buku "ON" tulisan pak "Jamil Azzaini"
 


 

Tidak ada komentar: