Dinding Senja.

by: Dinda Prameswari Dins

Selalu katamu, adalah tentang senja
usia yang menua, masa yang beranjak pergi
dan menunggu di ujung kematian
yang selalu kau tanyakan
"kapankah masa itu tiba?"

Lah ...! Kenapa kau pikirkan masa itu
sementara kelebat kelabu baru menapaki pangkal rambutmu,
dan celoteh gilamu masih juga membahana
tetap menyiratkan wibawa dan kecerdasan,
kedalaman hati dan pantauan seluas angkasa?


Dan aku baru saja menemuimu
dalam ruang remang dan bilik kecil
seakan mengulitiku tanpa malu-malu
menelanjangi tanpa memperkosa
dan memberiku rasa nyaman nan bijak
berhawa kegilaan yang tak terbendung.


Maka seperti jua kuukir cinta pada dinding kekasihku
bagiku kau adalah dinding senja
yang memiliki rongga dan ceruk ...
tikungan dan tonjolan
untuk masih bisa kutulis dan kupahat
meski sekenanya.


Lalu di ujung bawah
di sudut terendah ...
kusematkan bintang rajutan hatiku
agar menjelang tidur
masih menyapamu dengan kerlip nakalnya.
Mencintaimu.

--------
Dear : Mom Lilis M. Usman, Jogja 26 Desember 2014

Tidak ada komentar: