RINDU KAKEK

Kakek aku rinduuu
dulu waktu kecil, kau ajak aku mendaki gunung bersamamu, waktu itu Kakek melarang aku mengeluh mengatakan capek. Bahkan ketika aku ngeri melihat lembah dari ketinggian ... Kakek menyuruh aku berbalik badan dan merangkak terus memanjat menuju puncaknya ....

Kakek ....
dari sejak engkau berpulang ke Surga, aku tidak punya tempat untuk menempa jiwa lagi. Namun demikian aku selalu ingat Kakek, ketika ingin mengeluh dan berucap capek ... aku tetap berjalan dengan kaki kurusku Kek ... waktu aku bersekolah kutempuh jarak 28 km pergi-pulang, tanpa mengeluh dan berkata capek, bahkan hingga aku tepar masuk Rumah Sakit selama dua bulan karena typus, aku tetap tidak mengeluh dan berkata capek ....

Kakek ....
hari ini perjalananku sudah setengah abad lebih, dan aku tetap setia pada ajaran Kakek "tidak mengeluh dan berkata capek" walaupun terkadang aku harus terseok menyeret kakiku yang terkulai tak bisa tegak, lantaran kepalaku sarat muatannya, lantaran hatiku dipenuhi jelaga kehidupan ... kumuh


Kakek ....
dulu engkau belum sempat mengatakan padaku, bahwa capek itu bukan lantaran kaki yang kecil harus menempuh perjalanan jauh ... tetapi membawa kepala yang sarat dengan pikiran itu yang membuat kakiku sering berat untuk beranjak. Bahwa capek itu juga ketika perasaanku tak merasa nyaman. Apa karena Kakek lupa atau aku harus mencari tahu sendiri?


Kakek ....
sore ini aku kehilangan rasa, aku tidak capek Kek ... tapi aku rontok ... karenanya aku sangat rindu Kakek ... hati dan pikiranku sedang mengais memori yang tersisa dari kebersamaan kita dulu ... aku berharap bisa melihat mata Kakek yang selalu menyalakan semangat, ketika menatapku ... menyentakan jiwaku untuk terus bangkit dengan perkataanmu yang tegas, yang getas ... dan dulu aku mengatakannya "Kakek galak!" itu Kakek lakukan ketika aku ketahuan berbohong soal apa saja ....


Kakek ....
mengapa dulu engkau selalu marah besar kalau aku yang masih berusia 5 tahun berbohong? apakah lantaran kelakuanku itu menyakitkan hati Kakek?

Kakek maafkan aku dan jangan beri aku karma karena kesalahan masa kecilku, aku mohon ampun Kek ....
Kakek salam untuk kakaku yang saat ini sudah terbaring di sampingmu juga. Karena setelah Kakek tidak ada dialah yang marah besar ketika aku ketahuan berbohong padanya ... sekarang aku baru menyadarinya mengapa kalian begitu marah ketika aku tidak jujur pada kalian berdua. Maafkan aku ....

 

Citra Raya di Ufuk Senja, 13 Maret 2015


Tidak ada komentar: