TOILET CERDAS

Begitu melihat judulnya, kening anda pasti kriting (mengkerut) hehehehehe. Saya sendiri tidak menyangka pada saat kejadian, dimana saya dapat gagasan jitu pada saat nongkrong di "Toilet" sebuah penginapan.

Ceritanya waktu itu saya panik, karena harus mengatasi sebuah situasi yang berpotensi konflik dalam sebuah pelatihan. Gara-garanya penyelenggara pelatihan kurang dapat mengkoordinasikan acaranya dengan para pihak dalam struktur organisasinya. Kenapa saya katakan berpotensi konflik, karena topiknya Leadership Training dalam rangka menyongsong konferensi anggota (Konferta). Tetapi penyelenggara mempublikasikannya ini adalah acara kebersamaan antar generasi-dimana dia mengundang sebagian besar orang yang pernah memimpin serikat di perusahaan itu sebelumnya-jadi tidak nyambung pisan. 

Sementara saya sudah menyiapkan materi dengan serius ber-topik "Move-ON" karena saya berharap dengan materi ini bisa memberikan pembekalan yang berguna pada saat mereka melaksanakan konferensi anggota-untuk memilih pemimpinnya yang baru. Dengan materi Move-ON saya akan berbagi pengalaman tentang bagaimana melakukan sebuah perubahan yang sistimatis untuk membuat organisasi lebih maju. Melalui materi ini saya juga ingin memberi ide baru bagi mereka, bagaimana caranya menciptakan budaya demokrasi yang lebih ramah, mesra bahkan kalau bisa romantis hehehehe. Selama ini dinamika budaya di serikat pekerja selalu "GHAHAR" penuh intrik, penuh konflik, tidak segan-segan menebar fitnah dan dusta. Seringkali pesta demokrasinya diakhiri dengan perpecahan, selanjutnya yang tidak puas membuat serikat pekerja baru. Padahal objek yang diurusinya sama, tempat beraktifitasnya sama, kepentingan yang diusungnya sama juga, kenapa harus bersengkata untuk hal yang sama?

Sedang panik-paniknya, saya ngedadak mules, terus langsung ke Toilet, sambil nongkrong saya terus mikir, bagaimana caranya pelatihan ini harus saya lakukan tanpa memunculkan persoalan. Karena saya yakin para kandidat ketua baru akan keberatan, dan bisa saja mereka menuduh saya "provokator" meskipun harusnya tidak begitu. Dalam keadaan mules dan pikiran kisruh, tiba-tiba "TING" tombol kecerdasan saya nyala, dan membisikan sesuatu lewat kuping bathin saya AHA!! akhirnya dapat juga idenya, ngedadak mules langsung hilang, saya langsung masuk kelas untuk membuka pelatihan-dengan muka yang sumeringah.

Dalam penjelasan program, akhirnya saya menjelaskan kepada mereka, bahwa pelatihan kita tidak akan membahas masalah di tempat kerja maupun dalam serikat pekerja. Hari ini kita akan bermain-main dengan "Topik Leadership", saya minta kawan-kawan untuk keluar dari zona kehidupan sehari-hari kita. Mari kita menjadi orang luar biasa, dan kita akan bicara hal yang luar biasa juga. Saya bersama tim saya (Beni, Rizal, Adam dan Deri) akan mengajak kawan-kawan semua untuk bicara kepemimpinan tetapi tentang diri kita. Karena saya yakin kawan-kawan dalam masyarakat tempat tinggal masing-masing punya peluang untuk menjadi pemimpin bukan? Dan memang faktanya kawan-kawan adalah pemimpin di rumahnya masing-masing, mari kita tingkatkan kualitas kepemimpinan kita selama dua hari kedepan. Siapa tahu diantara kawan-kawan ada yang bercita-cita ingin jadi kepala desa hehehehehe. Ajakan saya disambut dengan sorak soray gembira para peserta. Alhamdulillah, ternyata idenya laku dijual juga kepada lebih kurang 42 orang peserta pelatihan.

Selanjutnya saya mempersilahkan Beni untuk menyampaikan topik andalan Rumah STIFIn Banten "Move-ON" yang di dalamnya ada "Visi-ON, Acti-ON, Passi-ON dan Collaborati-ON". Dibawakan secara bergantian dengan Adam selama 4 jam, dengan selingan musik, cerita bahkan sulap tipuan muslimat oleh Adam hehehehe. Saya melihat peserta antusias dan gembira menerimanya, bahkan ketika trainer menjelaskan tentang "Visi-ON" seorang peserta yang diminta untuk menjadi relawan mendeklarasikan Visinya, dia berteriak dengan lantang "Lima tahun kedepan saya akan menjadi kepala desa di kampung saya, karena saya ingin kampung saya maju dan masyarakatnya berpendidikan serta hidupnya sejahtera" Subhanallah ternyata dahsyat!

Pada sesi selanjutnya deklarasi calon kepala desa tersebut di atas, meng-inspirasi saya untuk membuat acara simulasi, bagaimana visi dibangun, bagaimana kegiatan mengejar visi dilakukan, keterampilan atau kebisaan apa yang harus dipunyai atau diusahakan dan bagaimana kerja sama (kolaborasi) dilakukan untuk mewujudkan mimpi (visi) setiap orang. Saya ajak mereka membangun sebuah desa bernama "Desa Sumber Rezeki" berpenduduk 1.500 orang, merupakan daerah pertanian yang subur, memiliki beberapa industri. Mestinya penduduknya sejahtera, ironisnya penduduk desa ini miskin, pendidikan rendah-tingkat buta hurufnya tinggi, tingkat kriminal tinggi, tidak nyaman dan tidak aman.

Kawan-kawan mari kita teruskan permainan kita hari ini, disambut dengan horeeeeeee oleh peserta. Kita akan bermain tentang pesta demokrasi "Pemilihan Kepala Desa" Sumber Rezeki. Peserta saya bagi dalam 3 kelompok RW (1, 2, 3) setiap RW harus mengajukan seorang calon kepala desa. Setiap calon kepala desa harus mendeklarasikan visi 5 tahun kedepannya, dihadapan seluruh penduduk desa (peserta pelatihan), dengan menggunakan data-data desa, setiap calon kepala desa harus punya tim sukses, hehehehehe-akhirnya masuk juga ke topik yang sesungguhnya "Pembekalan Konferta" dengan analog "Pemilihan Kepala Desa"

Selanjutnya saya ajak peserta untuk menyulap kelas menjadi studio "TV ONE" karena acara berikutnya adalah "Debat Kandidat" yang disiarkan secara langsung dari TVONE hahahaha, tim trainer ada yang saya tugasi sebagai "Panelis" untuk mengintrogasi calon Kepala Desa, ada yang saya tugaskan sebagai "Pengamat" yang tugasnya menyampaikan pengamatannya dengan jutek tentu saja. Kelas menjadi riuh rendah, melebihi serunya acara ILC TVONE sungguhan (pokoknya bayangkan sendiri bagaimana mereka menikmati permainan, pura-pura jadi politisi hehehehe)

Akhirnya saya berhasil juga memberikan "Tausiah" kepada peserta, bahwa untuk melakukan perubahan dalam organisasi ini harus memilih pemimpin yang punya "Visi" jelas dan terukur, mampu menurunkan visinya ke dalam bentuk "Aksi (kegiatan)" yang jelas dan sesuai dengan visinya, memiliki "bakat dan minat" yang bisa diandalkan untuk mewujudkan visinya, mampu ber-"Kolaborasi" (kerja sama) dengan timnya, dengan para pihak yang mendukung visinya. 

Akhirnya saya bertanya kepada mereka, apakah kita bisa melakukan pesta demokrasi organisasi yang lebih asyik, tanpa berantem, tanpa saling memfitnah, bahkan kalau perlu dengan cara yang romantis? mereka serempak menjawab bisaaaaaaa!!!

Terima kasih kawan-kawan sudah bersepakat untuk membuat budaya baru dan lebih maju, semoga Allah menyertai usaha-usaha kita menuju beradaban organisasi yang lebih maju dan mulia. Amien

Selamat berjuang untuk kawan-kawanku di SPN PT. Panarub Industry - Kota Tangerang

Tangerang, 12 Juli 2013, 11.40

Tidak ada komentar: