MASUK DUNIA PERSILATAN

Menjadi aktivis Serikat Buruh tidak pernah menjadi impian hidupku, menjadi buruh pabrik saja tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Tapi apa hendak dikata, ternyata dalam perjalanan hidupku aku selalu mengalami hal-hal yang tidak pernah aku duga-duga sebelumnya.

Suatu ketika dalam perhelatan liburanku dari kerja di sebuah SMU swasta di Pandeglang, aku mampir ke rumah kakakku di Tangerang. Kejadian itu kualami pada akhir tahun 1991. Di tengah-tengah menikmati liburan, kakaku menawari aku untuk ikut tes masuk kerja di sebuah perusahaan Textile di Tangerang. Setelah menunggu hasil test satu bulan aku dinyatakan lulus. Dan pada tanggal 21 Januari 1992 aku mulai babak baru dalam kehidupanku, menjadi buruh di sebuah pabrik Textile di Kota Tangerang.

Kejadian yang tidak pernah diduga-duga selanjutnya, terjadi pada tanggal 21 Pebruari 1995. Setelah aku bekerja 3 tahun di pabrik textile, aku terpilih menjadi salah seorang pengurus serikat pekerja di perusahaan tersebut. Saat itu aku menjadi satu-satunya perempuan yang aktif di serikat, dari 1.228 perempuan yang bekerja di pabrik tempat aku bekerja. Sebagai orang yang sangat awam tentang serikat pekerja, tentu saja aku menghadapi berbagai macam kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan organisasi ini. Terus terang saja awalnya hal ini merupakan tambahan beban pekerjaan bagiku-selain pekerjaanku sebagai buruh pabrik. Karena pilihan kawan-kawanku terhadap aku untuk dilibatkan dalam serikat pekerja, bukan lantaran aku anggota serikat yang sangat aktif, melainkan karena aku adalah pemain club catur pabrik yang aktif ikut lomba catur di mana-mana. Hehehehe, alasan yang tidak nyambung bukan?

Dari sejak itu aku memiliki pekerjaan tambahan, selain mengerjakan tugas pokok sebagai buruh pabrik di bagian perencanaan produksi, aku juga bekerja untuk kawan-kawan buruh yang menjadi anggota serikat di perusahaan tersebut. Saat itu ada +/- 4.500 buruh yang menjadi anggota serikat, 1.228 orangnya adalah perempuan. Tugasku dalam serikat pekerja tersebut membantu para buruh perempuan ketika ada masalah dalam hubungan kerjanya dengan para pimpinannya di pabrik. Dengan terseok-seok pekerjaan itu aku lakukan, sambil belajar, dan terus berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kawan-kawan, baik yang ada di pabrik maupun di luar pabrik yang paham tentang kerja-kerja serikat. 

Yang menyenangkan bagiku aktif di serikat, aku bisa menyalurkan kesenanganku membuat pelatihan, mungkin karena sebelumnya aku bekerja di sekolah kali ya hehehe. Untuk memudahkan memberi bantuan kepada kawan-kawan buruh perempuan aku memilih memberikan penyadaran pada mereka melalui pelatihan. Mereka diberi pengetahuan tentang hak-haknya, diberitahu juga tentang kewajibannya sebagai buruh. Didorong untuk memiliki keberanian membela diri dengan pengetahuannya, ketika mereka menghadapi masalah di tempat kerjanya. Akhirnya aku menikmati pekerjaan tambahan ini sebagai aktifitas yang menyenangkan, karena aku memiliki banyak kawan dan dapat mengenali para pejabat pabrik lebih dekat. Pokoke menjadi perempuan yang spesial deh, diantara ratusan perempuan di pabrik hehehehe.

Tidak terduga setelah 3 tahun aktif di serikat pekerja pabrik, pada tahun 1998 aku terpilih juga jadi pengurus serikat di tingkat Kabupaten dan Kota Tangerang. Kali ini lantarannya beda, bukan karena pemain catur pabrik lagi melainkan karena pada saat berlangsungnya Kongres pemilihan ketua serikat tingkat daerah Tangerang, aku menyampaikan protes terhadap laporan pertanggungjawaban ketuanya. Gara-garanya sang ketua menyampaikan laporan, bahwa organisasi SP tingkat daerah sudah melakukan sejumlah pelatihan kepada buruh perempuan, dalam kurun waktu satu periode kepemimpinannya, terus aku intrupsi dan bertanya "kapan itu dilakukannya"? karena aku sebagai buruh perempuan belum pernah mendapatkannya. Nah itu dia protes yang membuat aku dipilih menjadi salah seorang pengurus pada periode berikutnya, setelah kongres. Senang dan tidak senang aku menerima pekerjaan ini. Senangnya pasti kawanku akan bertambah banyak, tidak senangnya pasti pekerjaanku juga tambah banyak. Waktu itu anggota serikatnya ada +/- 55 ribuan dari 65 perusahaan, 75 % dari mereka adalah perempuan. Tugasku di level daerah juga sama dengan di serikat tingkat pabrik, jadi aku juga melakukannya dengan cara yang sama saja, memberi pelatihan dan pendampingan untuk kawan-kawan perempuanku.

Umurku menjadi pengurus di tingkat daerah hanya bertahan 1 tahun saja, karena pada tahun 1999 aku menerima kejutan berikutnya. Pada bulan Oktober 1999, organisasi serikat pekerja tingkat pusat menyelenggarakan kongres untuk memilih pengurus baru. Saat itu aku dan teman-temanku tengah gencar-gencarnya memperjuangkan kesetaraan, keberadaan perempuan dalam struktur organisasi serikat kami. Karena perempuan yang menjadi anggota mayoritas dari serikat, tetapi menjadi minoritas dalam pembelaan dan perlindungan. Saat itu kami berfikir, bahwa strateginya adalah perempuan harus lebih banyak lagi masuk ke dalam struktur kepengurusan organisasi dalam setiap level. Maka dibuatlah skenario menghadirkan perempuan lebih banyak sebagai delegasi kongres-diantaranya aku hadir sebagai salah seorang delegasi "quota" perempuan (quota = skenario)

Dalam pembahasan Tata Tertib kongres, delegasi quota dinyatakan tidak diberi hak untuk memilih. Sejarah lama terulang, aku dan kawan-kawanku melakukan protes keras terhadap isi Tatib tersebut. Aku protes pada pimpinan sidang "kami adalah anggota syah dari organisasi ini, kami juga pembayar iuran penuh, sama dengan anggota laki-laki, kenapa hak kami tidak diberikan penuh sebagai anggota, diantaranya hak memilih?" protes delegasi "quota" perempuan mengakibatkan sidang paripurna dihentikan selama 3,5 jam, semua daerah harus konsolidasi. Pada saat konsolidasi aku dipanggil oleh para pimpinan serikat wilayah Jawa Barat, di sanalah aku diintrogasi dan ditanyai tentang kepada siapa para delegasi perempuan akan memberikan suaranya? aku jawab perempuan bebas memberikannya kepada siapapun yang kami anggap layak untuk didukung, dan kami tidak mau diarah-arahkan. Judule protes keras deh! hehehehe.

Pada akhir kongres Ketua terpilih (alm. Rustam Aksam) mengumumkan susunan kabinet barunya-periode 1999 - 2004. Celakaaaaaa! namaku ada di sana, sebagai salah seorang pengurus perempuan di tingkat nasional. Glerrrrr! serasa disamber petir di tengah hari bolong, bingung, grogi, panik dkk menyerbuku. Menjadi pengurus di tingkat nasional, dengan jabatan yang sama, membantu anggota perempuan di seluruh Indonesia, yang jumlahnya sudah ratusan ribu. Ini bener-bener celakaaa!!!!

Memulian tugas baru, berkantor di Jakarta, berkeliling daerah, berhari-hari, sering meninggalkan pekerjaanku sebagai buruh pabrik. Ini sudah terlalu jauh dari niat awalku bekerja, mendapatkan penghasilan tetap dari pekerjaan. Sering dilanda rasa gelisah dan tidak enak perasaan pada tim kerjaku di pabrik. Akhirnya pada tahun 2000 memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai buruh pabrik dan fokus mengurusi buruh pabrik melalui organisasi serikat buruh. 

Hingga hari ini, dengan segala suka dan dukanya, aku sudah memasuki tahun ke 19 melalukan petualangan di dunia "PERSILATAN". Menjelang Kongres pada Januari 2014 mendatang. Rasanya sudah penat, sebaiknya mendorong saja generasi baru untuk menggantikannya di panggung. Dan aku, akan ciptakan panggungku sendiri untuk beraksi di dunia yang berbeda, di luar DUNIA PERSILTAN baca "PERSERIKATAN" wassalam.

Salam Perjuangan untuk Semua Buruh Perempuan Indonesia. Merdekaaaaa!!!

Tangerang, 14 Juli 2013










Tidak ada komentar: