Dih….
Malam ini telah larut, aku membayangkan dirimu sedang
terlelap tidur dengan mimpi-mimpi indahmu. Di sini aku masih terjaga dengan
beberapa kenangan indah bersamamu, ketika kita masih tinggal dalam satu kota…ada nasi
goreng tengah malam, ada mie instant
yang diseduh dan ada kebahagiaan….
Malam ini tiba-tiba hatiku terasa begitu perih…disayat
kerinduan yang selalu kusabar-sabarkan setiap saat. Kerinduan akan dirimu
selalu membuat aku sedih dan putus asa….
Seringkali aku bertanya, kenapa hanya kamu yang sering
membuat aku rindu…? Padahal aku tahu kamu tidak pernah memikirkan aku.
Aku lari
dari kota kita karena ingin mengubur dan melupakan segala yang pernah ada di
antara kita. Tetapi semakin aku berusaha melupakanmu, semakin terasa sakit
kerinduan mendera dan menyiksa batinku….
Aku putus asa, ke mana lagi aku harus berlari untuk mencari
diriku sendiri, diriku yang tidak pernah dikenali, diriku yang tidak pernah
diperdulikan, diriku yang dilupakan oleh semua orang….
Aku lelah…aku ingin berhenti, aku ingin menghadapi kenyataan
diri apa adanya, meskipun teramat menyakitkan. Tetapi mampukah mereka menerima
diriku begini adanya…? Dan juga kamu, bersediakah mengerti dan memahami apa
adanya aku…? Betapa berat teka teki diri ini harus kubawa, kucari
jawabannya …begitu sakit dan membingungkannya kehidupan untukku.
Seringkali aku menyesali diri, kenapa aku mesti lahir
dan hidup…? Seringkali aku bertanya-tanya…apakah Tuhan tidak tahu betapa
aku tersiksa dan sakit menanggung beban ini…? Ataukah dosaku sudah terlalu
banyak, hingga Tuhan melupakan aku…?
Tetapi siapa yang bersalah kalau aku jadi begini…? Hidup tanpa
identitas diri….
Aku tidak tahu siapa yang menghendaki aku lahir…? Aku tidak tahu
atas kehendak siapa aku hidup tidak jelas juntrungannya….?
Aku tidak tahu, semua terjadi di luar keinginanku…rasanya
sudah berlangsung begitu lama…bertahun-tahun, sepanjang perjalananku hingga
hari ini.
Bahagianya hatiku, andai saja aku bisa menikmati hidup yang
wajar. Bahagianya aku jika saja aku tahu dan dapat merasakan bahwa ada orang
lain yang menyayangi dan memikirkan hidupku….
Setiap aku memikirkan itu, selalu saja kamu yang ada dalam
hati dan pikiranku. Setiap kali begitu…kerinduan akan dirimu terasa begitu menyakitkan
dan membuat aku putus asa….
Bila aku mencintai dan menyangi dirimu, bukankah itu juga
kenyataan yang harus diterima…? Walau itu absurd dan mustahil. Jika semua orang
membenci diriku lantaran mereka tahu, bahwa aku mencintaimu…apakah aku harus
mengalah dan lari dari kenyataan ini...? Lalu kemana aku harus lari…? Di mana
tempatku…?
Apakah aku terlahir dan hidup hanya untuk menjadi orang yang
tersisihkan…? Lantaran aku mencintai orang yang seharusnya tidak aku cintai
dengan cara seperti engkau mencintai kekasihmu….
Betapa pahit dan tidak adilnya hidup untukku….
Tangerang, 29 Oktober 1991 02.00 wib
*Kisah
sepenggal perjalanan hidup dalam sebuah buku harian seorang anak manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar