IndusrtiALL, adalah
sebuah Global Union Federation (GUF) baru untuk 11 Federasi Serikat
Pekerja/Buruh di Indonesia, setelah tiga GUF dari 11 Fedrsai itu merger
pada bulan Agustus 2012, setahun yang lalu. Tiga GUF tersebut
adalah International Textile, Garment, Leather Workers Federation
(ITGLWF), afiliasi International SPN dan Garteks KSBSI. International
Metal Federation (IMF), afiliasi international FSPMI dan Lomenik KSBSI,
dan International Chemical Energy Mining (ICEM),
yang merupakan afiliasi FSP KEP Ref, FSP Farkes Ref, FSP KEP KSPSI dan
FPE KSBSI, F KIKES KSBSI, F ISI, FSP2KI
Ada
dua workshop konsolidasi yang dilakukan khusus untuk perempuan, pada
tingkat regional, dalam rangkaian upaya
mempersatukan pemikiran dan visi ketiga GUF tersebut, dalam persepsi
dan posisinya untuk melakukan pembelaan terhadap kepentingan buruh
perempuan.
Workshop Maternity Protection di Hanoi |
Untuk
menindaklanjuti program kegiatan bersama tersebut, sepulang dari
Vietnam, tiga federasi delegasi melakukan diskusi-diskusi intens, untuk
merumuskan program
dan jenis-jenis kegiatan yang dilaukan, terkait rencana program yang
disepakati di Vietnam. Empat kali diskusi dilaksanakan secara
bergantian, di sekretariat DPP FSPMI dan SPN. Akhirnya kami menghasilkan
proposal program yang cukup konferhensip, untuk melakukan
kampanye dan advokasi terhadap hak maternitas buruh perempuan
Indonesia. Prposal pun kami layangkan ke kantor ILO melalui pimpinan
ICEM (sister Carrol) di kantor pusatnya. Ditunggu-tunggu disposisinya,
setahun berlalu proposal tidak berkabar, kami pun merelakan
proposal tak terwujud. Tetapi diinternal SPN tetap dilakukan
upaya-upaya pemetaan, tentang implementasi Perlindungan hak reproduksi
buruh perempuan, terutama untuk buruh perempuan dengan status kerja
kontrak.
Satu tahun
berlalu, undangan workshop yang kedua tentang isu yang sama, akhirnya
datang juga. Pada bulan Juni 2012, SPN diundang untuk workshop kembali
di Nepal. Kali ini selain workshop tentang Perlindungan Hak Maternitas
buruh perempuan, dilakukan juga konsolidasi
untuk memastikan kehadiran delegasi perempuan, pada merger 3 GUF besar
tersebut di atas. sekaligus melakukan Kongres Pertama IndustriALL,
sebagai GUF baru, yang dilakukan pada bulan Agustus 2012 di SWEDIA.
Pada
kesempatan
workshop yang digelar 2 hari efektif, saya bertemu dengan ibu Wati
Anwar, yang mewakili IMF. Kesempatan ini saya gunakan untuk share hasil
pemetaan masalah implementasi Perlindungan Hak Reproduksi Buruh
Perempuan, sebagaimana diatur UUK 13/2003. Juga pemetaan
tentang sejauh mana para pimpinan serikat pekerja di Indonesia,
mengenali Konvensi ILO No. 183 tentang Maternity Protection. Yang saya lakukan diinternal SPN, dalam wilayah Banten dan Jawa Barat.
Setelah merger dan kongresnya pada Agustus 2013, dilanjutkan dengan pembentukan IndustriALL Council di beberapa negara afiliasi, termasuk di Indonesia. Bahwa di setiap negara kemudian secara bertahap, akan dibentuk juga Women's Committe IndustriALL.
Pada tanggal 13 September 2013, dilakukan pembentukan Women's Committee, sekaligus pemilihan ketua Komite Perempuan IndustriALL Indonesia Council, bertempat di sekretariat KSPI. Setelah beberapa putaran pemilihan, terpilih lah saya jadi Ketua Komite Perempuan IndustriALL Indonesia Council pertama, dengan sekretaris Seri Mangunah (FSPMI), dari empat kandidat perwakilan federasi afiliasi. Selanjtnya dilakukan pelantikan pada tanggal 22 September 2013, di Hotel Falatehan, Blok M Jakarta Selatan.
Tugas pertama yang diserahkan kepada Women's Committee, menyelenggarakan Basic Training untuk Buruh Perempuan MNC, bersama-sama dengan IndustriALL Asia Fasific. Pelatihan dihadiri oleh 29 orang para pimpinan SP/SB Federasi afiliasi dari tingkat pabrik/perusahaan. Untuk pertama kalinya para anggota pleno Komite Perempuan dilibatkan untuk memfasilitasi pelatihan. Saat itu, yang menjadi fasilitator pelatihan Lek Ngatiyem dari SP KEP SPSI dan Seri Mangunah dari FSPMI.
Tugas kedua, melaksanakan aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati International World Day for Decent Work. Dalam rapat Komite, disepakati bahwa aksi berbentuk audiensi dengan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi RI, dengan kekuatan massa 100 orang, masing-masing federasi afiliasi mengirim peserta 10 orang anggota perempuan.
Aksi audiensi dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2013, dengan melakukan "Short Rely" oleh 100 orang peserta aksi, dari depan Gedung Bulog ke Halaman kantor Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi RI. Dengan mengusung isu besar penolakan atas pekerjaan rentan (Precarious Work). Seperti Kerja Kontrak dan Outsourcing, terkait dengan pemenuhan hak-hak maternitas buruh perempuan di tempat kerja. Buruh perempuan dengan status kerja kontrak tidak boleh menikah, hamil dan melahirkan. Bahkan untuk mengambil cuti menstruasi saja tidak diperbolehkan, ini salah satu fakta yang ada di tempat kerja.
Aksi terbilang sukses, meskipun ada dua federasi afiliasi absen, tidak mengirimkan massa dan tidak ambil bagian dalam aksi "Pertama Buruh Perempuan Indonesia". Selama ini buruh perempuan hanya menjadi bagian peserta aksi, meskipun jumlahnya mayoritas, tetapi masalah yang menjadi kepentingan buruh perempuan tidak pernah disuarakan dalam aksi yang dilaksanakan, berkali-kali dan bertahun-tahun. Kali ini mereka memimpin aksi sendiri, menyuarakan semua kepentingannya sendiri.
Selamat Hari Kerja Layak International kawan-kawan buruh perempuan! Tolak segala pengabaian terhadap perempuan, dalam bentuk apapun dan dimanapun. Berjuanglah terus, dengan semangat kesetaraan dan kebersamaan.
Merdekaaa!!!
Jakarta, 10 Oktober 2013
Setelah merger dan kongresnya pada Agustus 2013, dilanjutkan dengan pembentukan IndustriALL Council di beberapa negara afiliasi, termasuk di Indonesia. Bahwa di setiap negara kemudian secara bertahap, akan dibentuk juga Women's Committe IndustriALL.
Pembentukan dan Pemilihan Ketua Komite Perempuan IndustriALL |
Tugas pertama yang diserahkan kepada Women's Committee, menyelenggarakan Basic Training untuk Buruh Perempuan MNC, bersama-sama dengan IndustriALL Asia Fasific. Pelatihan dihadiri oleh 29 orang para pimpinan SP/SB Federasi afiliasi dari tingkat pabrik/perusahaan. Untuk pertama kalinya para anggota pleno Komite Perempuan dilibatkan untuk memfasilitasi pelatihan. Saat itu, yang menjadi fasilitator pelatihan Lek Ngatiyem dari SP KEP SPSI dan Seri Mangunah dari FSPMI.
Suasana Basic Training untuk Buruh Perempuan MNC |
Tugas kedua, melaksanakan aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati International World Day for Decent Work. Dalam rapat Komite, disepakati bahwa aksi berbentuk audiensi dengan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi RI, dengan kekuatan massa 100 orang, masing-masing federasi afiliasi mengirim peserta 10 orang anggota perempuan.
Aksi audiensi dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2013, dengan melakukan "Short Rely" oleh 100 orang peserta aksi, dari depan Gedung Bulog ke Halaman kantor Kementrian Tenagakerja dan Transmigrasi RI. Dengan mengusung isu besar penolakan atas pekerjaan rentan (Precarious Work). Seperti Kerja Kontrak dan Outsourcing, terkait dengan pemenuhan hak-hak maternitas buruh perempuan di tempat kerja. Buruh perempuan dengan status kerja kontrak tidak boleh menikah, hamil dan melahirkan. Bahkan untuk mengambil cuti menstruasi saja tidak diperbolehkan, ini salah satu fakta yang ada di tempat kerja.
Aksi Komite Perempuan IndustriALL Indonesia Council |
Aksi terbilang sukses, meskipun ada dua federasi afiliasi absen, tidak mengirimkan massa dan tidak ambil bagian dalam aksi "Pertama Buruh Perempuan Indonesia". Selama ini buruh perempuan hanya menjadi bagian peserta aksi, meskipun jumlahnya mayoritas, tetapi masalah yang menjadi kepentingan buruh perempuan tidak pernah disuarakan dalam aksi yang dilaksanakan, berkali-kali dan bertahun-tahun. Kali ini mereka memimpin aksi sendiri, menyuarakan semua kepentingannya sendiri.
Selamat Hari Kerja Layak International kawan-kawan buruh perempuan! Tolak segala pengabaian terhadap perempuan, dalam bentuk apapun dan dimanapun. Berjuanglah terus, dengan semangat kesetaraan dan kebersamaan.
Merdekaaa!!!
Jakarta, 10 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar