Kalau
bicara gizi buruk, yang kebayang balita kurus, kulitnya kriput, rambutnya
merah, matanya cekung ditambah dengan perut yang agak buncit. Penyebabnya karena
kekurangan asupan nutrisi yang sehat-makanan, minuman, tidak memenuhi standard
makanan 4 sehat 5 sempurna. Gambaran umum seperti ini identik dengan status sosial
masyarakat miskin secara ekonomi dan rendah tingkat pendidikannya. Tapi kalau “OTAK
GIZI BURUK” apa bayangan anda?
OTAK GIZI BURUK, adalah sebuah judul buku yang ditulis Fauzi Albarra
seorang Jurnalis, Mindset Motivator dan NLP Practitioner. Jujur saya membaca
buku ini karena penasaran dengan judulnya. Buku ini saya dapatkan dari
kawan-kawan Trainer Rumah STIFIn Banten (RSB), ketika kami sama-sama mengisi
sebuah pelatihan di Anyer. Itu pun saya tidak langsung baca saat itu, saya
membacanya pas memasuki puasa Ramadhan, di saat-saat menikmati perjalanan macet
dari Tangerang ke Jakarta-setiap hari saya berangkat dan pulang kerja.
Sebetulnya
saya baru membacanya sampai halaman #63, tetapi dari halaman #55 – 60 saya
sudah mendapatkan separuh gambaran, dari apa yang dimaksud dengan “OTAK GIZI
BURUK” dalam buku itu. Dan saya sudah merasa tidak sabar untuk memberitahukannya
kepada kawan-kawan yang lain, siapa tahu merasa penasaran dan pengen membaca
juga hehehehehe. Terus memesan bukunya pada saya ya hehehe.
Dalam
buku ini penulis memberikan tanda-tanda orang yang mengalami “OTAK GIZI BURUK”,
diantaranya:
Pemalas, orang yang otaknya bergizi buruk cenderung menjadi
pemalas. Malas untuk melakukan hal-hal yang positif, seperti: belajar, bekerja
bahkan hanya berfikir sekali pun dia malas. Orang seperti ini tidak memiliki
gairah untuk meraih keberhasilan yang bermanfaat untuk dirinya, keluarganya dan
orang-orang yang ada di sekitarnya. Pemalas lebih suka mengandalkan dan
berharap pada bantuan orang lain. Tidak mandiri dan menjadi bodoh, bahkan punya
kecenderungan jadi pecundang.
Menghalalkan Segala Cara, otak bergizi buruk berpengaruh pada prilaku
pemiliknya. Kita sering menjumpai orang yang gemar berprilaku buruk dan
menghalalkan segala cara, untuk mencapai tujuannya, itulah karakter orang pengidap
penyakit “OTAK GIZI BURUK”. Gemar mengadu domba, nyontek, mencuri, berjudi,
mudah marah, egoist, suka mukul, urakan dan tidak memikirkan masa depannya
sendiri.
Gampang Ber-emosi Negatif, Otak Gizi Buruk disebabkan karena otak banyak
menerima asupan yang negatif. Biasanya orang ini gampang marah, gampang sedih,
gampang galau, gampang takut-pokonya gampangan deh hehehe.
Sekarang
ayo kita periksa, apakah kita termasuk orang yang memiliki penyakit “OTAK GIZI
BURUK” gampang bukan mengenalinya? dengan mengenali tanda-tanda tersebut di
atas. Kalau ternyata kita memiliki tanda-tanda seperti yang disebutkan tadi,
cepat-cepatlah mengobatinya. Bagaimana caranya? Tidak mudah memang, tapi harus
dilakukan. Jangan sampai terlambat, sebelum Malaikat menjemput, seharusnya otak
kita sudah bebas dari penyalit “GIZI BURUK” bagaimana caranya?
Hentikan
mengkonsumsi informasi yang tidak sehat untuk otak, informasi-informasi negatif
seharusnya dihindari saja mulai sekarang. Baik yang beredar bebas di media,
maupun yang sengaja disampaikan oleh orang-orang yang biasanya gemar berpikir,
bertindak dan bicara hal-hal negatif. Yang seringkali tidak ada hubungannya
dengan kita sama sekali. Untuk kaum muslimin dan muslimat, gunakan moment
Ramadhan untuk mulai melakukan pengobatan diri, dengan menghindari bergunjing
yang tidak penting, mengerjakan kegiatan yang sia-sia. Lakukan kebaikan
sebanyak-banyaknya pada diri, pada keluarga maupun sesama-meskipun hanya dengan
seucap doa saja. Memperbanyak berdzikir, tadarus dan memperbanyak silaturrahmi
dengan orang-orang yang dapat memberikan energi positif bagi kita, yang bisa
membuat kita menjadi lebih baik, karena bergaul dengannya.
Penyakit
“OTAK GIZI BURUK” tidak berbanding lurus dengan kemiskinan dan tingkat
pendidikan seseorang. Tidak sedikit orang kaya yang mengalami penyakit “OTAK
GIZI BURU” tidak sedikit juga orang yang sekolahnya tinggi mengalami penyakit
yang sama. Ini adalah soal prilaku, soal sikap hidup-soal konsep diri. Jadi penyakit
ini bisa menjangkiti dan menulari siapa saja, yang tidak membentengi dirinya dengan
konsep diri yang positif, konsep diri yang benar dan baik menurut norma-norma. Jadi
mari kita selalu berhati-hati dan mawas diri dalam mengarungi kehidupan ini,
jangan sampai terjangkit penyakit “OTAK GIZI BURUK”
Selamat
menjalankan ibadah Saum Ramadhan, mari kita tingkatkan amal ibadah kita, dan
jauhkan diri dari mengkonsumsi informasi-tontonan, bacaan dan pergaulan yang
mengakibatkan penyakit “OTAK GIZI BURUK”
Semoga
tulisan ini menjadi pengingat bagi kita semua. Selamat Berjuang!!!
Jakarta,
15 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar